Sumber: Al Jazeera | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah warga Amerika yang dipastikan tewas dalam perang Israel-Hamas telah meningkat menjadi sedikitnya 22 orang, dan setidaknya 17 orang Amerika lagi belum ditemukan, kata Departemen Luar Negeri AS.
Jumlah tersebut merupakan peningkatan jumlah korban tewas dari 14 orang pada hari Selasa, dalam perang yang telah menewaskan lebih dari 2.300 orang di kedua belah pihak dalam lima hari.
Beberapa warga AS termasuk di antara sekitar 150 sandera ditangkap oleh kelompok bersenjata Palestina, Hamas, dalam serangan akhir pekan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel, kata juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby pada hari Rabu.
“Saat ini kami berpikir jumlah yang kami ketahui atau kami yakini disandera sangat kecil, sangat kecil, kurang dari segelintir orang. Namun hal itu bisa berubah seiring berjalannya waktu,” kata Kirby kepada wartawan.
Baca Juga: Kepolisian Israel Minta Barclays Bekukan Rekening Dana Sumbangan ke Hamas
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, yang diperkirakan tiba di Tel Aviv pada hari Kamis sebagai bagian dari dukungan tegas pemerintahan Biden kepada Israel, pada hari Rabu mengatakan jumlah korban tewas warga AS dalam perang yang berkelanjutan dapat semakin meningkat.
Militer AS memindahkan kapal induk kedua, USS Dwight D Eisenhower, ke Israel sebagai aset yang tersedia setelah USS Gerald R Ford, kapal induk paling canggih Angkatan Laut AS, dan kelompok penyerangnya mencapai Laut Mediterania bagian timur.
Hamas sebelumnya mengancam akan membunuh para sandera jika Israel mengebom rumah-rumah warga Palestina di Gaza tanpa peringatan.
Kehadiran para sandera juga menimbulkan dilema bagi militer Israel, yang hanya memberikan sedikit indikasi bahwa kehadiran para sandera di Jalur Gaza akan menghalangi Israel untuk melakukan tindakan balasan yang menghancurkan.
Baca Juga: Respons Serangan Roket Hezbollah, Israel Jadikan Lebanon Selatan Sasaran Tembakan
Israel telah sepenuhnya menutup daerah kantong tersebut, memperketat blokade keras yang telah dilakukan sejak tahun 2007 dan memutus akses terhadap makanan, air, dan listrik bagi 2,3 juta penduduk Palestina di wilayah tersebut. Sebuah kejahatan perang, menurut undang-undang PBB.
Rentetan serangan udara Israel tanpa henti sejak Sabtu telah menghancurkan seluruh lingkungan di Gaza dan menewaskan sedikitnya 1.055 orang dan melukai ribuan lainnya, menurut pejabat Palestina.
Kirby mengatakan pemerintahan Biden masih melakukan pembicaraan dengan Israel dan Mesir untuk mencoba mengatur perjalanan yang aman bagi warga sipil Gaza.
“Orang-orang ini juga menjadi korban,” katanya.
“Mereka tidak meminta Hamas melakukan ini,” tambahnya.