kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.074.000   -12.000   -0,58%
  • USD/IDR 16.499   -11,00   -0,07%
  • IDX 7.699   70,40   0,92%
  • KOMPAS100 1.077   10,50   0,99%
  • LQ45 782   12,20   1,58%
  • ISSI 264   0,53   0,20%
  • IDX30 406   6,07   1,52%
  • IDXHIDIV20 472   4,64   0,99%
  • IDX80 119   1,25   1,07%
  • IDXV30 129   -1,04   -0,80%
  • IDXQ30 132   1,79   1,38%

Warga Pakistan Enggan Kembali ke Rumah Usai Banjir Bandang Tewaskan Ratusan Orang


Senin, 18 Agustus 2025 / 23:30 WIB
Warga Pakistan Enggan Kembali ke Rumah Usai Banjir Bandang Tewaskan Ratusan Orang
Seorang warga berdiri dengan payung saat air hujan yang mengalir dari pegunungan melintasi area yang rusak, menyusul badai yang menyebabkan hujan lebat dan banjir di Bayshonai Kalay, distrik Buner, provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan, 18 Agustus 2025. REUTERS/Akhtar Soomro


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  BUNER. Warga distrik barat laut Pakistan yang terdampak banjir dahsyat enggan kembali ke rumah mereka karena takut hujan lebat akan kembali terjadi. 

Banjir ini telah menewaskan sedikitnya 341 orang, termasuk 28 perempuan dan 21 anak-anak, sejak Jumat lalu, menurut Otoritas Penanggulangan Bencana Provinsi Khyber Pakhtunkhwa. Lebih dari 200 korban tewas tercatat di distrik Buner, yang menjadi wilayah paling parah terdampak.

Sahil Khan, seorang mahasiswa berusia 24 tahun, mengatakan kepada Reuters dari atap sebuah bangunan di Buner bahwa dirinya dan 15 warga lainnya terpaksa mengungsi ke dataran tinggi untuk menghindari banjir susulan. 

Baca Juga: China Peringatan Banjir Bandang! Ancam Ekonomi dan Infrastruktur

"Semua orang takut. Anak-anak tidak bisa tidur," ujarnya. Khan menggambarkan kondisi banjir sebagai “seperti skenario kiamat.”

Hujan deras yang mengguyur wilayah perbukitan telah menghanyutkan rumah, bangunan, kendaraan, dan barang-barang warga. Sebagian besar penduduk desa Bayshonai Kalay, Buner, kini tinggal bersama kerabat atau di kamp darurat yang didirikan pemerintah daerah.

Upaya penyelamatan menghadapi kendala akibat jalan sempit dan sulitnya memasukkan alat berat. Di pasar dan jalan utama Buner, toko dan rumah terendam lumpur setinggi 1,5 meter, sementara mobil dan barang berserakan akibat reruntuhan bangunan. 

"Orang-orang keluar dari rumah mereka. Mereka ketakutan," kata Dayar Khan, 26 tahun, pemilik toko setempat.

Pihak berwenang terus melanjutkan operasi penyelamatan dan bantuan, yang sempat tertunda akibat hujan lebat. 

Baca Juga: China Siaga! Ancaman Banjir Bandang Berpotensi Menerjang Ekonomi dan Infrastruktur

"Prioritas kami sekarang adalah membersihkan jalan, membangun jembatan, dan memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak," ujar Abid Wazir, pejabat pemerintah daerah.

Hujan dan banjir juga melanda distrik Swabi, menewaskan 11 orang. Tayangan televisi lokal menunjukkan arus banjir menghanyutkan mobil dan sepeda motor, sementara warga berlarian mencari tempat aman.

Letnan Jenderal Inam Haider Malik, Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana, memperingatkan kemungkinan dua periode hujan lebat lagi antara 21 Agustus dan 10 September. 

Syed Muhammad Tayyab Shah, kepala penilaian risiko badan tersebut, menyebut pemanasan global menggeser pola musim hujan sekitar 100 km ke barat dari jalur normal.

Baca Juga: Banjir Dahsyat Tewaskan Lebih dari 300 Orang di Pakistan

Bantuan berupa makanan, obat-obatan, selimut, tenda, generator listrik, dan pompa telah dikirim ke wilayah terdampak. Di Buner, terjadi hujan lebih dari 150 mm dalam satu jam pada Jumat pagi, fenomena langka yang memicu banjir bandang. 

Badan penanggulangan bencana memperingatkan bahwa sistem cuaca saat ini aktif dan berpotensi menimbulkan hujan lebat selama 24 jam ke depan.

Sejak akhir Juni, hujan deras dan banjir di musim ini telah menewaskan 657 orang di seluruh Pakistan.


Tag


TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×