Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - MUZAFFARABAD. India melancarkan serangan udara terhadap wilayah Pakistan dan Kashmir yang dikuasai Pakistan pada Rabu (7/5), menewaskan sedikitnya delapan orang.
Pakistan mengecam tindakan tersebut sebagai "tindakan perang yang terang-terangan", dalam insiden yang menjadi eskalasi konflik terburuk antara kedua negara bersenjata nuklir itu dalam lebih dari dua dekade.
Serangan ini terjadi di tengah konflik berkepanjangan selama hampir 80 tahun atas wilayah Kashmir. India menyatakan serangan itu sebagai balasan atas aksi militan Islamis yang menewaskan 26 turis Hindu di Kashmir India bulan lalu.
Baca Juga: India Turunkan Hubungan Diplomatik dengan Pakistan Usai Serangan Mematikan di Kashmir
India menuding kelompok militan berbasis di Pakistan sebagai pelakunya, namun Pakistan membantah keterlibatan dalam insiden tersebut.
India menyebut operasi balasan ini sebagai “Operasi Sindoor”, dengan menyasar sembilan lokasi yang diklaim sebagai infrastruktur teroris. Pemerintah Pakistan menyatakan bahwa enam lokasi di wilayahnya menjadi target serangan.
Sumber pertahanan India menyebut serangan tersebut ditujukan ke markas kelompok militan Jaish-e-Mohammed dan Lashkar-e-Taiba. Pemerintah India menegaskan bahwa operasi ini dilakukan dengan pertimbangan matang dan pengendalian diri dalam pemilihan target dan metode pelaksanaan.
Sementara itu, militer Pakistan mengklaim bahwa India menyerang tiga lokasi dengan rudal dan pihaknya berhasil menembak jatuh lima pesawat India—klaim yang belum dikonfirmasi oleh pihak India.
Baku tembak sengit juga terjadi di sepanjang garis perbatasan de facto di wilayah Kashmir. Polisi dan saksi mata melaporkan adanya pertukaran tembakan artileri dan keberadaan jet tempur di wilayah udara.
Baca Juga: Konflik Kashmir Memanas, India Serang Pakistan di Sembilan Titik
Menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Pakistan, jet India memang tidak melanggar wilayah udara namun menyerang dari jarak jauh, yang menurut mereka tetap merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan Pakistan karena menyasar warga sipil.
Sejak perjanjian gencatan senjata tahun 2003 yang diperkuat kembali pada 2021, serangan langsung lintas perbatasan sangat jarang terjadi, terutama serangan India di luar wilayah Kashmir Pakistan.
Akibat serangan tersebut, kota Muzaffarabad, ibu kota Kashmir Pakistan, mengalami pemadaman listrik. Pihak militer Pakistan melaporkan bahwa selain delapan korban tewas, terdapat 35 orang luka-luka dan dua lainnya dilaporkan hilang.
Media India, CNN News-18, menyebutkan bahwa serangan itu menewaskan 12 teroris dan melukai sedikitnya 55 orang. Reuters belum dapat mengonfirmasi informasi tersebut secara independen.
Ledakan dan Kepanikan
Stasiun televisi India menayangkan rekaman yang memperlihatkan ledakan, kebakaran, asap tebal, serta warga yang berlarian panik di berbagai wilayah di Pakistan dan Kashmir Pakistan. Reuters belum dapat memverifikasi keaslian rekaman tersebut.
Saksi mata dan seorang polisi di wilayah perbatasan Kashmir India melaporkan mendengar ledakan keras, tembakan artileri intensif, serta suara jet tempur yang melintas.
Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif, menyatakan bahwa negaranya telah merespons serangan tersebut, namun belum memberikan rincian lebih lanjut. Presiden AS Donald Trump menyebut situasi ini "memalukan" dan berharap agar ketegangan segera mereda.
Baca Juga: Tragedi Mengerikan di Kashmir India: Serangan Brutal Tewaskan 26 Turis, 17 Luka-Luka
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyerukan agar kedua negara menunjukkan penahanan diri maksimal untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.
Pemerintah Provinsi Punjab di Pakistan menyatakan keadaan darurat. Fasilitas rumah sakit dan layanan darurat dikerahkan dalam kesiagaan tinggi.
Pihak militer Pakistan juga menyatakan bahwa dua masjid termasuk dalam sasaran serangan. Menteri Pertahanan Pakistan menegaskan bahwa semua lokasi yang diserang adalah area sipil, bukan kamp militan, dan menyebut klaim India sebagai keliru.