Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Pasca serangan, militer India menyatakan melalui media sosial X, “Keadilan telah ditegakkan.”
Seorang juru bicara Kedutaan Besar India di Washington mengatakan kepada Reuters bahwa terdapat bukti kuat yang menunjukkan keterlibatan militan berbasis di Pakistan dalam pembunuhan turis bulan April.
India menyebut dua dari tiga tersangka pelaku merupakan warga negara Pakistan, meskipun belum mempublikasikan bukti-bukti rinci. Pakistan membantah keterlibatan dalam insiden tersebut.
Baca Juga: Ketegangan Antara India dan Pakistan Meningkat Pasca Tewasnya 26 Orang di Kashmir
Berita mengenai serangan ini turut berdampak pada pasar saham India. Indeks NSE Nifty 50 mengalami penurunan sebesar 1,19% di pusat keuangan GIFT City.
Sejumlah maskapai penerbangan, termasuk IndiGo, Air India, dan Qatar Airways, membatalkan penerbangan ke beberapa wilayah India dan Pakistan akibat penutupan wilayah udara.
Nama operasi militer India, “Sindoor,” diyakini merujuk pada insiden serangan terhadap turis Hindu.
"Sindoor" merupakan serbuk merah yang dipakai oleh wanita Hindu yang sudah menikah, dan biasanya ditinggalkan jika mereka menjadi janda—mengacu pada kematian 26 suami dalam serangan tersebut.
Baca Juga: Mantan PM India Manmohan Singh, Arsitek Reformasi Ekonomi India Berpulang
Penasihat Keamanan Nasional India, Ajit Doval, dilaporkan telah berdiskusi dengan Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, serta memberikan pengarahan kepada pejabat dari Inggris, Rusia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab mengenai situasi tersebut.
Serangan ini merupakan aksi balasan terbesar India terhadap Pakistan sejak serangan udara tahun 2019 setelah kematian 40 anggota paramiliter India, dan insiden serupa pada 2016 yang menewaskan 18 tentara India di Kashmir.