kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Warga Rusia Panic Buying Pil Antidepresi dan Pil Tidur, Ada Apa?


Selasa, 29 Maret 2022 / 07:14 WIB
Warga Rusia Panic Buying Pil Antidepresi dan Pil Tidur, Ada Apa?
ILUSTRASI. Warga Rusia bergegas menimbun pil antidepresi, pil tidur dan kontrasepsi sejak konflik di Ukraina dimulai. REUTERS/Maxim Shemetov


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Warga Rusia bergegas menimbun pil antidepresi, pil tidur dan kontrasepsi di antara produk-produk lainnya sejak konflik di Ukraina dimulai. Hal itu tampak pada data yang dirilis pada hari Kamis (2/3/2022). 

Melansir Reuters, data menunjukkan, banyak warga Rusia membeli obat-obatan untuk cadangan sebulan hanya dalam kurun waktu dua minggu.

Meskipun jajak pendapat resmi menunjukkan sebagian besar warga Rusia mendukung keputusan Presiden Vladimir Putin untuk mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina, media sosial, wawancara dan data anekdot menunjukkan banyak warga Rusia telah tertekan oleh beratnya sanksi yang dijatuhkan pada Moskow oleh Barat. Sanksi ditujukan agar Rusia menarik pasukannya dari Ukraina.

Di lain sisi, banyak merek asing telah mengumumkan bahwa mereka menangguhkan operasi mereka atau keluar dari Rusia. Selain itu, nilai tukar rubel terhadap dolar telah merosot secara dramatis, dan harga untuk banyak produk sehari-hari telah melonjak sejak 24 Februari ketika Putin mengumumkan apa yang disebutnya "operasi khusus" di Ukraina.

Baca Juga: 4 Skenario Rusia Bakal Menggunakan Senjata Nuklir, Apa Saja?

"Saya sendiri menggunakan L-tiroksin karena saya memiliki masalah dengan kelenjar tiroid saya, jadi saya meminumnya setiap hari dan saya khawatir tentang itu," kata Valentina, seorang warga Moskow.

"Itulah mengapa saya membeli persediaan itu selama beberapa bulan sebelumnya karena saya khawatir apakah saya akan dapat menemukannya di apotek nanti. Di mana-mana permintaan obat ini tinggi," tambahnya.

Data penjualan yang dikumpulkan oleh perusahaan analitik DSM Group untuk surat kabar harian Vedomosti menunjukkan, warga Rusia telah membeli 270,5 juta obat di apotek dari 28 Februari hingga 13 Maret seharga 98,6 miliar rubel (US$ 1,04 miliar).

Itu hampir sebanding dengan data penjualan untuk seluruh bulan Januari ketika orang Rusia membeli 288 juta item di apotek seharga 100 miliar rubel.

Data terbaru, yang tidak menyebutkan merek tertentu, menunjukkan peningkatan permintaan obat-obatan produksi luar negeri serta produk buatan Rusia juga meningkat.

Secara khusus, hal ini menunjukkan peningkatan tajam permintaan antidepresan, obat tidur, insulin, kanker dan obat jantung, hormon dan kontrasepsi.

"Itu adalah sinyal ketakutan," jelas Sergei Shulyak, direktur umum DSM Group, perusahaan yang mengumpulkan data, kepada Reuters.

Baca Juga: Presiden Ukraina Tagih Janji: Kami Hanya Butuh 1% Pesawat Tempur dan 1% Tank NATO

"Ketakutan pertama adalah segalanya bisa menjadi lebih mahal dan ketakutan kedua adalah obat-obatan yang mereka butuhkan tidak akan tersedia dalam beberapa waktu. Ketakutan itu menggerakkan orang. Mereka mengantre di apotek dan membeli semuanya," paparnya.

Shulyak, yang mengatakan apa yang dia sebut "histeria" telah terjadi. Dia mengatakan sekarang ada kekurangan sementara pasokan sejumlah obat-obatan. Akan tetapi, dia memperkirakan situasi akan stabil pada waktunya di mana produsen Rusia masih dapat memproduksi obat generik dan banyak produsen asing terus melanjutkan produksi untuk memasok obat-obatan ke Rusia. Meskipun produk mereka sekarang dijual dengan harga lebih tinggi.

Namun dia memperingatkan bahwa memburuknya hubungan dengan Barat berarti beberapa produsen obat Rusia mengalami masalah dalam mendapatkan bahan yang mereka butuhkan untuk membuat produk mereka.

Beberapa warga Rusia mengatakan mereka tidak terpengaruh oleh kepanikan itu.

"Mungkin ada (kekurangan) terutama jika obatnya diimpor, tapi saya pikir itu semua akan kembali karena politik adalah politik, ekonomi adalah ekonomi," kata Vladimir, seorang warga Moskow. 

"Mereka (produsen obat) semua perlu menjual, mereka semua perlu mendapatkan keuntungan, jadi semuanya akan kembali," jelas Vladimir. 




TERBARU

[X]
×