kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.415.000   -13.000   -0,54%
  • USD/IDR 16.600   -6,00   -0,04%
  • IDX 8.089   173,32   2,19%
  • KOMPAS100 1.119   28,59   2,62%
  • LQ45 796   23,97   3,10%
  • ISSI 285   3,86   1,37%
  • IDX30 415   14,34   3,58%
  • IDXHIDIV20 470   17,22   3,80%
  • IDX80 124   2,97   2,46%
  • IDXV30 133   4,48   3,48%
  • IDXQ30 131   4,31   3,39%

Warga timbun makanan, Jepang mulai krisis bahan pangan


Rabu, 16 Maret 2011 / 10:48 WIB
Warga timbun makanan, Jepang mulai krisis bahan pangan
ILUSTRASI. Pengunjung mendapat penjelasan soal hunian yang ditawarkan di pameran Indonesia Properti Expo di Jakarta Convention Center.


Sumber: Bloomberg | Editor: Rizki Caturini

TOKYO. Warga Tokyo mulai panik ketika bahan pangan dan kebutuhan pokok sehari-hari di Jepang mulai langka. Masuhiro Ogura, salah satu pedagang beras di Tokyo mengimbau para pelanggannya untuk menahan diri untuk membeli beras lebih banyak lagi jika persediaan beras di rumah mereka masih ada.

Sebab, warga Tokyo sudah mulai menimbun bahan pangan dan mengosongkan persediaan di toko-toko. Rak-rak makanan, air serta tisu sudah kosong. Pom bensin pun sudah kehabisan persediaan, sebab banyak masyarakat yang membeli secara berlebihan untuk mengantisipasi dampak radiasi nuklir makin buruk.

Menteri Pertanian Jepang Michihiko Kano mengatakan, dengan banyaknya penimbun, menyebabkan pemerintah sulit mengirim bahan makan ke jutaan korban gempa dan tsunami lainnya yang juga membutuhkan makanan.

Supermarket 7-Eleven di Jepang pun sudah mulai kehabisan persediaan barang untuk dijual. "Masyarakat banyak membeli baterei, tisu dan bahan makan secara berlebihan," kata Hirotake Henmi, juru bicara Seven & I Holdings Co.

Keadaan ini sudah mulai terjadi sejak dua hari lalu. Masyarakat telah membeli 10 kali tisu lebih banyak dibanding biasanya. Toko makanan menjual sembilan kali lebih banyak daging ayam dibanding biasanya.






TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×