kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Warna-warni sea fans laut terancam logam perairan yang kian pekat


Minggu, 05 Januari 2020 / 08:47 WIB
Warna-warni sea fans laut terancam logam perairan yang kian pekat
ILUSTRASI. Sea fans di dalam perairan sekitar Puerto Rico


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - Warna-warni sea fans alias karang lunak melambai-lambai dengan angun di antara terumbu karang di perairan sekitar Puerto Riko. Sayangnya, kecantikan sea fans terancam hilang karena munculnya tembaga dalam lautan di era warming oceans. 

Penelitian menunjukkan polusi logam menciptakan bahaya bagi sea fans. Sekedar info, para peneliti dari Cornell University mempublikasikan penelitian tersebut di dalam Journal Ecological Applications.

Baca Juga: Fakta menarik, predator laut berperan sebagai penyeimbang kehidupan

Allison Tracy, Pemimpin tim Penelitian mengatakan lautan yang memanas menjadi ancaman bagi terumbu karang di seluruh dunia. Untuk menemukan solusi dalam mengurangi dampak pemanasan lautan, para peneliti harus memahami peran polusi dalam penyakit karang.

Para peneliti mengatakan meningkatnya kandungan logam di dalam air disebabkan karenaa limpasan pertanian atau pencucian cat laut dari lambung kapal.

Dari hasil penelitian, terumbu karang yang terpapar logam tinggi sulit pulih dengan cepat dari penyakitnya.

Saat penelitian berlangsung, Tracy menemukan sea fans melepaskan imun untuk melindunginya dari infeksi tembaga kadar rendah. Namun, ketika kadar logam semakin tinggi, sea fans gagal melindungi dirinya sendiri.

Penelitian ini dapat menjadi bekal para peneliti untuk membuat alat yang dapat memerangi penyakit karang tersebut.

"Kami sulit mengelola kerusakan iklim pada terumbu karang ketika belum mengetahui bagaimana polusi memperparah penyakit," kata Drew Harvell, Ahli Kelautan.

Baca Juga: Hujan badai terus terjadi, ini penjelasan para ilmuwan

"Penelitian ini membantu kami memahami interaksi kompleks dari stresor penyakit yang menjangkiti karang, karena polusi logam berat, patogen jamur, dan lautan yang memanas,” kata Dan Thornhill, Direktur Program, Divisi Ilmu Kelautan National Science Foundation.

Sekedar info, penelitian ini didanai oleh Nationa Science Foundation.

Sumber : National Science Foundation.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×