Sumber: The Motley Fool | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - Investor kawakan Warren Buffett bersama perusahaannya, Berkshire Hathaway, mengambil langkah berbeda saat pasar saham mengalami gejolak sepanjang 2024.
Alih-alih membeli saham, Berkshire justru menjadi penjual bersih, mengurangi pembelian sahamnya sendiri, dan menimbun dana tunai serta surat utang jangka pendek AS hingga mencapai US$ 334 miliar.
Strategi ini terbukti tepat. Setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilu, kenaikan pasar saham tidak bertahan lama, dan kekhawatiran resesi maupun stagflasi meningkat.
Baca Juga: Warren Buffett Kirim 2 Peringatan Besar kepada Investor Saat Ini, Haruskah Cemas?
Dalam kondisi ini, Berkshire Hathaway dipandang sebagai tempat aman bagi investor dan memiliki cadangan dana besar untuk memanfaatkan peluang yang muncul dari penurunan harga saham.
Ekspansi ke Pasar Jepang
Meski dikenal sebagai pendukung kuat perekonomian AS, Buffett tetap menerapkan prinsip investasi berbasis nilai. Ia hanya membeli saham yang dinilai undervalued dan tidak tergiur dengan pasar yang terlalu mahal.
Buffett juga tidak ragu berinvestasi di luar negeri. Sebelumnya, ia telah membeli saham di Amerika Latin, dan dalam beberapa tahun terakhir semakin tertarik dengan Jepang.
Baca Juga: 3 Saham Warren Buffett yang Mengungguli Pasar pada Tahun 2024
Pada 2019, Berkshire mulai mengakuisisi saham di lima perusahaan dagang terbesar Jepang, yaitu: Itochu, Marubeni, Mitsubishi, Mitsui dan Sumitomo.