Sumber: Yahoo Finance,Forbes | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - JAKARTA — Era Warren Buffett di Berkshire Hathaway resmi memasuki babak akhir. Dalam rapat tahunan pemegang saham akhir pekan ini, investor legendaris yang akan menginjak usia 95 tahun pada Agustus mendatang itu menyatakan bahwa dirinya akan mundur dari posisi CEO Berkshire Hathaway pada tahun ini.
Sejak Mei 2021, Buffett sudah menunjuk Greg Abel sebagai calon penerusnya. Meski belum ada tanggal pasti untuk serah terima resmi, Buffett sempat mengatakan awal tahun ini bahwa pergantian pimpinan “tidak akan lama lagi.”
Keputusan ini menandai momen penting setelah kepergian Charlie Munger—mitra bisnis Buffett selama puluhan tahun—yang wafat pada akhir 2023 di usia 99 tahun.
Siapa Greg Abel?
Greg Abel, 62 tahun, adalah warga Kanada yang lahir dan besar di lingkungan kelas pekerja di Edmonton, Alberta. Ia menempuh pendidikan akuntansi di University of Alberta dan lulus dengan predikat cum laude pada 1984. Kariernya dimulai di kantor konsultan PwC di Edmonton, lalu pindah ke San Francisco, tempat ia mulai terlibat dengan CalEnergy—perusahaan yang kelak menjadi bagian dari perjalanannya bersama Berkshire Hathaway.
Baca Juga: Warren Buffett akan Umumkan Informasi Penting bagi Pemegang Saham Berkshire Hathaway
Abel menjabat sebagai eksekutif senior di CalEnergy (yang berubah nama menjadi MidAmerican Energy Holdings Company) sejak 1992, dan menjadi presidennya pada 1999. Pada 2014, perusahaan itu berganti nama menjadi Berkshire Hathaway Energy, anak usaha dari konglomerasi Buffett.
Sebagai Vice Chairman Berkshire Hathaway sejak 2018, Abel bertanggung jawab atas berbagai unit bisnis non-asuransi dan juga memimpin Berkshire Hathaway Energy—perusahaan yang kini memiliki aset lebih dari US$ 90 miliar dan menjalankan bisnis energi di AS, Inggris, Kanada, dan Filipina.
Kiprah dan Kepercayaan
Abel dikenal luas di sektor energi. Ia menjabat sebagai direktur di berbagai lembaga seperti Edison Electric Institute dan Nuclear Electric Insurance Limited. Ia juga pernah menjadi anggota dewan The Kraft Heinz Company. Pada 2022, ia menjual 1% kepemilikannya di Berkshire Hathaway Energy ke perusahaan induk senilai US\$870 juta sebelum pajak dan mulai mengakumulasi saham Berkshire Hathaway. Kini, nilai kepemilikan sahamnya mencapai sekitar US$ 185 juta.
Tonton: Tiga Direksi dan Satu Komisaris GOTO Rame-rame Mundur, Begini Penilaian Analis
Gaji pokok Abel tahun lalu tercatat sebesar US$ 21 juta—jauh lebih besar dibandingkan Buffett yang sejak lama hanya menerima gaji simbolis sebesar US$ 100.000 per tahun.
Sue Decker, direktur utama dewan Berkshire, menyebut bahwa Abel kini bukan lagi dianggap sebagai “CEO-in-waiting”. “Greg sudah aktif dalam pengambilan keputusan strategis, terutama alokasi modal, dan telah mendapatkan kepercayaan penuh dari dewan dan Warren,” ujarnya.
Tantangan Baru
Dalam rapat tahunan terakhirnya sebagai CEO, Buffett menyampaikan pesan optimisme dan patriotisme bagi Amerika Serikat—negara yang menurutnya telah memberinya begitu banyak peluang.
Namun, ia juga menyampaikan kekhawatirannya tentang kebijakan fiskal yang dinilainya bisa memicu inflasi dan merusak stabilitas mata uang. "Saya tidak ingin menjadi orang yang harus memperbaiki defisit anggaran AS yang mencapai 7% dari produk domestik bruto (PDB), ketika seharusnya yang sehat hanya sekitar 3%," kata Buffett.
Baca Juga: Warren Buffett Peringatkan Potensi Bahaya dari Kebijakan Fiskal yang Sembrono
Buffett menyoroti pentingnya menjaga nilai dolar karena perusahaan yang ia pimpin kini memiliki kas sebesar US$ 347 miliar—30% dari total aset Berkshire Hathaway. Jumlah itu meningkat drastis sejak awal 2022, ketika kas hanya US$ 109 miliar. Kenaikan ini sebagian besar berasal dari pendapatan operasional dan penjualan saham, termasuk 600 juta lembar saham Apple senilai lebih dari US$ 100 miliar pada 2024.
Meski demikian, Buffett enggan terburu-buru membelanjakan uang tersebut. Ia menegaskan bahwa kesiapan menghadapi peluang lebih penting. “Kita akan dibanjiri peluang, dan kita akan senang punya kas untuk itu,” ujarnya.
Tongkat Estafet
Dalam sesi tanya jawab, Abel mulai menjawab banyak pertanyaan strategis—dari arah investasi Berkshire hingga peran unit bisnis energi menghadapi perubahan iklim. Ia mengungkapkan bahwa filosofi investasi konservatif Buffett akan tetap menjadi pedoman utama.
“Kami melihat kas sebagai aset strategis. Ini memungkinkan kami bertahan di masa sulit dan tidak bergantung pada siapa pun,” kata Abel. “Kami bersabar, tapi di balik layar, banyak membaca dan kerja keras agar siap bertindak cepat.”
Meski kharismanya sulit ditandingi, harapan kini ada di pundak Abel untuk melanjutkan warisan 60 tahun kinerja luar biasa Berkshire Hathaway di bawah Buffett. Sejak 1965, perusahaan ini mencatatkan rata-rata imbal hasil tahunan sebesar 19,9%—nyaris dua kali lipat dibandingkan S&P 500.
Dalam penutupnya, Buffett memberi pesan sederhana namun mendalam kepada para pemegang saham: “Jangan merasa bersalah atas keberuntunganmu. Jika kamu tinggal di Amerika Serikat, kamu sudah menang dalam hidup. Tinggal bagaimana kamu terus memanfaatkannya sebaik mungkin.”
Selanjutnya: Barito Pacific (BRPT) Raih Pendapatan US$ 774 Juta, Melonjak 25% di Kuartal I-2025
Menarik Dibaca: Infinix Note 30 Menjanjikan Fitur Kamera dan Baterai Mumpuni, Benarkah?
- Berkshire
- Warren Buffett
- Buffett
- Kontan
- Berkshire Hathaway
- investasi warren buffett
- Berkshire Hathaway Inc.
- perusahaan Warren Buffett
- Berkshire Hathaway Energy
- Greg Abel
- 1. Warren Buffett 2. Berkshire Hathaway 3. Howard Buffett 4. Susan Thompson Buffett Foundation 5. Ph
- CO.ID
- Jakarta
- Berkshire Hathaway