Sumber: Money Wise | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - Warren Buffett dikenal karena investasi cerdasnya, terutama dalam membeli perusahaan dengan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Namun, kebijaksanaan investasinya tidak hanya terbatas pada saham dan perusahaan.
Buffett mengungkapkan dua investasi non-saham yang dianggapnya sangat 'instrukturif.'
Dalam sebuah surat kepada pemegang saham Berkshire, ia menyatakan, “Dua investasi ini akan menjadi aset yang solid dan memuaskan selama hidup saya dan, selanjutnya, untuk anak-anak dan cucu-cucu saya.”
Baca Juga: Warren Buffett Bocorkan 1 Sektor yang Bisa Beri Dividen yang Konsisten ke Investor
Ia juga memproyeksikan bahwa pendapatan dari kedua investasi tersebut akan meningkat dalam beberapa dekade ke depan.
Investasi Pertama: Pertanian
Investasi pertama dimulai pada tahun 1980-an, saat harga tanah pertanian di Midwest mengalami penurunan tajam akibat gelembung pasar.
Melihat kesempatan ini, Buffett membeli sebuah lahan seluas 400 acre, 50 mil utara Omaha, dari FDIC seharga US$ 280.000, jauh lebih rendah dari pinjaman bank yang gagal sebelumnya.
Buffett memperkirakan pengembalian normal dari lahan tersebut akan mencapai 10% dan percaya bahwa produktivitas serta harga komoditas akan meningkat seiring waktu. Hingga tahun 2014, lahan tersebut telah melipatgandakan pendapatannya dan nilainya menjadi lima kali lipat dari harga beli.
Baca Juga: Warren Buffett Ungkap Cara Efektif Agar Tak Hidup Miskin
Kepemilikan lahan pertanian secara historis terbukti mampu menghargai nilainya, terutama selama periode inflasi, menjadikannya aset menarik bagi banyak investor. Namun, tantangan signifikan muncul dari modal awal yang dibutuhkan dan pemahaman tentang pertanian.
Investasi Kedua: Properti Komersial
Investasi kedua muncul setelah pecahnya gelembung di sektor properti komersial. Pada tahun 1993, Buffett menemukan properti ritel di New York yang dijual oleh Resolution Trust Corporation (RTC). Ia mencatat bahwa hasil tanpa utang dari properti tersebut mencapai sekitar 10%.
Buffett juga mencermati peluang besar dengan menyadari bahwa penyewa terbesar membayar sewa hanya US$ 5 per kaki persegi, sementara penyewa lainnya rata-rata membayar US$ 70.
Dengan analisis ini, Buffett bersama sekelompok kecil investor memutuskan untuk membeli properti tersebut, yang ternyata membuahkan hasil. “Distribusi tahunan kini melebihi 35% dari investasi ekuitas awal kami,” tulisnya.
Baca Juga: Warren Buffett Ungkap Kesalahan No. 1 Orang Tua Saat Ajarkan Anak Soal Uang
Meskipun investasi Buffett di properti ritel New York memberikan imbal hasil yang luar biasa, peluang serupa mungkin tidak mudah diakses oleh investor rata-rata.
Alternatif Residensial
Sementara properti komersial menawarkan imbal hasil substansial, investasi di sektor ini sering kali memerlukan modal besar.
Untuk alternatif yang lebih mudah diakses, investor dapat membeli saham rumah liburan dan sewa lainnya melalui Arrived. Didukung oleh investor ternama seperti Jeff Bezos, Arrived menawarkan platform mudah digunakan dengan pilihan rumah yang telah dievaluasi.
Baca Juga: Warren Buffett Ungkap Tips Agar Sukses Membangun Karier
Buffett mengingatkan bahwa, meskipun ia optimis tentang masa depan kedua investasi ini, ia melakukan analisis mendalam setelah gelembung pecah. Ia menekankan pentingnya merasa nyaman membuat estimasi kasar tentang pendapatan masa depan aset sebelum berinvestasi.