kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45897,29   -29,44   -3.18%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Washington DC keos! Trump ancam akan kerahkan militer untuk hentikan kerusuhan


Selasa, 02 Juni 2020 / 09:29 WIB
Washington DC keos! Trump ancam akan kerahkan militer untuk hentikan kerusuhan
ILUSTRASI. Presiden AS Donald Trump. REUTERS/Jonathan Ernst


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Mendeklarasikan dirinya sebagai "presiden hukum dan ketertiban", Presiden AS Donald Trump berjanji pada hari Senin untuk mengembalikan ketertiban di Amerika dengan menggunakan kekuatan militer jika kekerasan terus meluas.  

Melansir Reuters, pihak kepolisian tampak menembakkan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan demonstran damai di dekat Gedung Putih pada hari Senin.

Para penegak hukum, termasuk petugas yang menunggang kuda, mengamankan demonstran di Lafayette Park, yang terletak di seberang jalan Gedung Putih ketika Trump membuat pernyataannya dari Rose Garden.

Baca Juga: Protes ke Zuckerberg, karyawan Facebook mogok kerja dan berpaling ke Twitter

Presiden berjanji untuk mengakhiri enam malam penjarahan dan kekerasan di kota-kota besar di seluruh negara "sekarang". Dia mengatakan bahwa ia akan mengerahkan militer AS jika gubernur negara bagian menolak memanggil Garda Nasional. 

"Walikota dan gubernur harus membangun kehadiran penegakan hukum yang luar biasa sampai kekerasan berhasil diatasi," kata Trump seperti yang dilansir Reuters. 

Dia menambahkan, "Jika sebuah kota atau negara bagian menolak untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan kehidupan dan properti penduduk mereka, maka saya akan mengerahkan militer Amerika Serikat dan dengan cepat menyelesaikan masalah bagi mereka."

Baca Juga: Tensi geopolitik dan demo kasus George Floyd bakal bikin ekonomi kian suram

Ketika tindakan polisi terhadap para pengunjuk rasa memberinya jalan yang aman, Trump berjalan dari Gedung Putih ke Gereja Episkopal St. John di dekatnya bersama dengan pejabat lain termasuk Jaksa Agung AS William Barr. Trump berpose untuk foto sambil memegang Alkitab.

Pasukan keamanan yang bergerak melawan demonstran di Gedung Putih termasuk polisi militer Garda Nasional, Dinas Rahasia, polisi Departemen Keamanan Dalam Negeri serta polisi Distrik Columbia.

Aksi demonstrasi brutal anti-polisi, yang telah berubah menjadi kekerasan setiap malam selama minggu lalu, meletus atas kematian George Floyd, seorang warga Amerika keturunan Afrika berusia 46 tahun yang meninggal di tahanan polisi Minneapolis setelah dijepit di selama hampir 9 menit oleh seorang petugas kepolisian kulit putih.

Otopsi kedua yang diperintahkan oleh keluarga Floyd dan dirilis pada hari Senin menemukan bahwa kematiannya adalah pembunuhan akibat "sesak napas mekanik," yang berarti bahwa kekuatan fisik mengganggu pasokan oksigennya. Laporan itu mengatakan, tiga petugas kepolisian berkontribusi pada kematian Floyd.

Baca Juga: Kasus kematian George Floyd karena pembunuhan, ini hasil otopsi independen

Hasil pemeriksaan medis wilayah Hennepin kemudian juga merilis rincian temuan otopsi yang juga mengatakan kematian Floyd adalah pembunuhan yang disebabkan oleh sesak napas. Laporan county menambahkan bahwa Floyd menderita kardiopulmoner ketika ditahan oleh polisi dan bahwa ia menderita penyakit jantung arteriosklerotik dan hipertensi, keracunan fentanil dan penggunaan metamfetamin baru-baru ini.

Derek Chauvin, perwira polisi Minneapolis berusia 44 tahun yang berlutut di Floyd, ditangkap atas tuduhan pembunuhan tingkat tiga dan pembunuhan berencana tingkat dua.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×