kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

WHO: Bakal ada vaksin Covid-19 generasi kedua, versi oral dan semprotan hidung


Rabu, 10 November 2021 / 08:32 WIB
WHO: Bakal ada vaksin Covid-19 generasi kedua, versi oral dan semprotan hidung
ILUSTRASI. WHO mengatakan saat ini pihaknya tengah menantikan vaksin generasi kedua dari vaksin Covid-19. REUTERS/Denis Balibouse


Sumber: AFP | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JENEWA. Kepala ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada Selasa (9/11/2021) saat ini pihaknya tengah menantikan vaksin "generasi kedua" dari vaksin Covid-19, yang dapat mencakup semprotan hidung dan versi oral.

Melansir AFP, Dr Soumya Swaminathan mengatakan vaksin semacam itu dapat memiliki keunggulan dibandingkan vaksin suntikan seperti yang ada saat ini karena akan lebih mudah diberikan daripada disuntikkan. Bahkan vaksin generasi kedua ini bisa dilakukan sendiri.

Dr Swaminathan mengatakan ada 129 kandidat vaksin berbeda yang telah mencapai uji klinis - sedang diuji pada manusia - sementara 194 lainnya belum begitu maju dalam pengembangannya dan masih dikerjakan di laboratorium.

"Ini mencakup seluruh jajaran teknologi. Mereka masih dalam pengembangan. Saya yakin beberapa dari mereka akan terbukti sangat aman dan manjur dan yang lain mungkin tidak," katanya dalam interaksi langsung di saluran media sosial WHO.

"Mungkin ada keuntungan dari beberapa vaksin generasi kedua ... jelas jika Anda memiliki vaksin oral atau vaksin intra-nasal, ini lebih mudah diberikan daripada suntikan," tambahnya.

Baca Juga: Sertifikat vaksin Covid-19: 3 Cara download dan solusi jika tak muncul

Dr Swaminathan menjelaskan keuntungan dari vaksin yang disemprotkan ke hidung, seperti yang terjadi di beberapa negara dengan vaksin influenza.

"Jika ada respons imun lokal, maka virus itu akan menangani virus bahkan sebelum virus itu pergi dan menetap di paru-paru dan mulai menimbulkan masalah," katanya.

WHO hanya memberikan otorisasi penggunaan darurat untuk tujuh vaksin Covid-19: yang dibuat oleh Pfizer/BioNTech, Moderna, AstraZeneca, Johnson & Johnson, Sinopharm, Sinovac dan minggu lalu Bharat Biotech.

"Tidak ada vaksin yang ampuh 100 persen. Tidak ada yang pernah mengklaim bahwa vaksin akan 100 persen melindungi. Tapi 90 persen adalah jumlah perlindungan yang luar biasa, dibandingkan dengan nol," kata Dr Swaminathan.

Baca Juga: Uni Eropa: Tidak ada bukti masker untuk cegah COVID-19 timbulkan risiko kesehatan

“Sampai sekarang, dengan vaksin yang telah kami setujui, belum ada sinyal yang mengkhawatirkan sehingga kami perlu mengatakan, kami perlu memikirkan kembali vaksin ini.”

Menurut hitungan AFP, lebih dari 7,25 miliar dosis vaksin telah diberikan di seluruh dunia.

Selanjutnya: Anggaran vaksinasi Covid-19 untuk anak 6-11 tahun sekitar Rp 4 triliun



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×