Sumber: The Guardian | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Tedros merujuk pada beberapa kasus di mana orang diyakini telah terinfeksi virus untuk kedua kalinya. Dia juga menekankan banyak masalah kesehatan jangka panjang akibat infeksi, yang baru mulai dipahami oleh para peneliti.
Dia memperkirakan, kurang dari 10% populasi di sebagian besar negara diyakini tertular penyakit tersebut. “Sebagian besar orang di kebanyakan negara tetap rentan terhadap virus ini,” katanya. “Membiarkan virus bersirkulasi tanpa terkendali berarti membiarkan infeksi, penderitaan, dan kematian yang tidak perlu.”
Baca Juga: Standard WHO menjadi pertimbangan untuk memilih masker
Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis WHO untuk virus corona mengatakan, diperkirakan 0,6% orang yang tertular Covid-19 meninggal karena penyakit tersebut.
"Kedengarannya tidak banyak. Namun angka itu jauh lebih tinggi daripada [untuk] influenza," jelas Kerkhove. Dia mencatat bahwa rasio kematian akibat infeksi meningkat secara dramatis seiring bertambahnya usia.
Baca Juga: Rekor! WHO catat kenaikan harian tertinggi kasus virus corona global, Eropa memimpin
Sementara, orang tua dan orang-orang yang memiliki penyakit yang mendasarinya jelas paling mungkin untuk jatuh sakit parah akibat Covid-19. Tedros menekankan, mereka bukan satu-satunya yang berisiko. “Orang-orang dari segala usia telah meninggal,” katanya.
Badan PBB juga menyuarakan optimisme pada kecepatan pengembangan vaksin melawan virus, dengan 40 kandidat vaksin dalam uji klinis, termasuk 10 kandidat yang kini dalam uji coba fase 3 tahap akhir.