kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.919.000   13.000   0,68%
  • USD/IDR 16.249   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.047   42,07   0,60%
  • KOMPAS100 1.029   8,11   0,79%
  • LQ45 786   6,95   0,89%
  • ISSI 231   0,98   0,43%
  • IDX30 406   4,77   1,19%
  • IDXHIDIV20 470   5,25   1,13%
  • IDX80 116   1,04   0,90%
  • IDXV30 117   1,12   0,96%
  • IDXQ30 131   1,74   1,35%

WHO menghadapi krisis uang tunai untuk memerangi varian Delta!


Rabu, 04 Agustus 2021 / 06:09 WIB
WHO menghadapi krisis uang tunai untuk memerangi varian Delta!
ILUSTRASI. WHO tengah mencari dana segar senilai US$ 11,5 miliar untuk memerangi varian Delta yang lebih menular dari virus corona. REUTERS/Pavel Mikheyev


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pekan lalu mengatakan bahwa pihaknya membutuhkan dana senilai US$ 7,7 miliar, tetapi tidak memberikan rincian pengeluaran yang direncanakan. Dia juga tidak mengatakan berapa banyak uang tambahan yang dibutuhkan untuk vaksin.

WHO belum mengeluarkan pernyataan terkait hal ini.

Krisis uang tunai terbaru ini menggarisbawahi kekhawatiran tentang masa depan jangka panjang dari program tersebut, yang telah berjuang untuk mengamankan pasokan dan peralatan untuk menjinakkan pandemi yang telah menewaskan lebih dari 4,2 juta orang di seluruh dunia.

Bagian vaksin dari proyek tersebut, yang disebut COVAX, semakin bergantung pada sumbangan dari negara-negara kaya daripada pasokannya sendiri, setelah produsen utama India membatasi ekspor vaksin untuk meningkatkan vaksinasi domestik.

Baca Juga: Pusat Kesehatan AS: Perang telah berubah karena varian Delta

Akan tetapi, Amerika Serikat, Uni Eropa dan Jepang juga telah menyumbangkan vaksin langsung ke negara-negara lain sebagai bagian dari upaya diplomasi vaksin mereka. Jepang juga mengatakan prosesnya lebih cepat daripada melalui COVAX.

Beberapa negara telah menyediakan peralatan secara langsung kepada negara lain juga. Bulan lalu, Australia mengatakan akan menyumbangkan peralatan terkait oksigen, alat uji antigen, serta vaksin ke Indonesia. 

Baca Juga: Lonjakan covid-19 menyerang Asia, beberapa negara capai rekor tertinggi infeksi

Kebutuhan oksigen

Menurut laporan tersebut, di antara kebutuhan mendesak ACT-A antara lain dana senilai US$ 1,2 miliar untuk oksigen yang digunakan untuk merawat pasien Covid-19 yang sakit parah di negara-negara miskin di mana persediaannya rendah.

Menurut pejabat ACT-A, oksigen telah naik ke daftar prioritas utama mengingat vaksin tidak tersedia, dengan menyoroti dampak dari kekurangan vaksin karena varian Delta menyebar ke 132 negara.




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×