kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

WHO menghadapi krisis uang tunai untuk memerangi varian Delta!


Rabu, 04 Agustus 2021 / 06:09 WIB
WHO menghadapi krisis uang tunai untuk memerangi varian Delta!
ILUSTRASI. WHO tengah mencari dana segar senilai US$ 11,5 miliar untuk memerangi varian Delta yang lebih menular dari virus corona. REUTERS/Pavel Mikheyev


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

COVAX telah mengirimkan sekitar 180 juta vaksin, jauh dari target 2 miliar pada akhir tahun ini.

"Oksigen diperlukan untuk mengendalikan lonjakan kematian eksponensial yang disebabkan oleh varian Delta," kata dokumen itu.

Permintaan global untuk oksigen medis saat ini belasan kali lebih besar daripada sebelum pandemi, kata dokumen itu. Akan tetapi, banyak negara berjuang untuk mengakses pasokan yang cukup.

Kebutuhan mendesak untuk perawatan paling dasar terhadap Covid-19 pasca satu setengah tahun pandemi menunjukkan betapa sedikit yang telah dilakukan untuk memerangi virus di sebagian besar dunia. "Belum banyak kemajuan. Apa yang mendesak tiga bulan lalu masih mendesak sekarang," kata pejabat ACT-A.

"Ketimpangan dalam akses terhadap alat-alat kesehatan Covid-19 yang bisa menyelamatkan jiwa tidak pernah sejelas ini," kata dokumen itu.

Baca Juga: Varian Delta Plus masuk Indonesia, seberapa bahaya virus ini?

Di negara-negara kaya, kebanyakan orang telah divaksinasi, termasuk yang lebih muda yang kurang berisiko dari Covid-19. Sedangkan di negara-negara miskin, kelompok yang paling rentan masih menunggu vaksin dosis pertama dan kekurangan bahan dasar, seperti masker dan alat pelindung diri (APD) lainnya.

"Kematian yang dapat dihindari dan tekanan yang tidak berkelanjutan pada sistem kesehatan meningkat di banyak negara karena kurangnya akses ke oksigen dan APD," ​​kata dokumen itu.

Setidaknya, dana senilai US$ 1,7 miliar sangat dibutuhkan untuk membeli alat pelindung bagi petugas kesehatan di negara-negara miskin, kata dokumen itu. Sementara, sekitar US$ 2,4 miliar lainnya diperlukan untuk meningkatkan pengujian di negara-negara berpenghasilan rendah.

Selanjutnya: Budi Gunadi sebut Indonesia dan WHO finalisasi konsep pengembangan vaksin Covid-19




TERBARU

[X]
×