kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

WHO sebut Tunisia dan Palestina menjadi penerima pertama program COVAX


Selasa, 02 Februari 2021 / 05:35 WIB
WHO sebut Tunisia dan Palestina menjadi penerima pertama program COVAX
ILUSTRASI. WHO mengatakan Palestina dan Tunisia akan mendapat manfaat dari gelombang pertama vaksin virus corona dari skema COVAX. REUTERS/Mohammed Salem


Sumber: Arab News | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - CAIRO. Salah seorang pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Senin (1/2/2021), mengatakan Palestina dan Tunisia akan mendapat manfaat dari gelombang pertama vaksin virus corona dari skema COVAX. Negara-negara miskin di Timur Tengah memang menghadapi kesenjangan besar dalam penyediaan vaksin awal.

Melansir Arab News, Rick Brennan, direktur darurat WHO untuk wilayah Mediterania Timur mengatakan, wilayah Palestina diharapkan menerima 37.000 dosis vaksin Covid-19 buatan Pfizer dan BioNTech mulai pertengahan Februari melalui COVAX. Sementara, Tunisia akan menerima 93.600 dosis. Dua dosis vaksin direkomendasikan per orang.

WHO membentuk COVAX bersama dengan aliansi vaksin GAVI untuk memastikan akses yang adil atas vaksinasi COVID-19 secara global.

"Namun, ada kesenjangan yang sangat signifikan antara peluncuran vaksin yang direncanakan di negara-negara kaya dan mereka yang berpenghasilan rendah atau terkena dampak konflik," kata Brennan dalam sebuah wawancara seperti dikutip Arab News. 

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 perdana di Korea Selatan bakal gunakan vaksin dari AstraZeneca

Wilayah Mediterania Timur WHO mencakup Afghanistan, Pakistan, Somalia dan Djibouti, serta negara-negara Timur Tengah.

“Hingga perusahaan farmasi dan negara-negara kaya sepenuhnya menggunakan COVAX, yang merupakan mekanisme yang telah kami siapkan untuk mendistribusikan vaksin ke negara-negara miskin, negara-negara tersebut akan tertinggal,” katanya dalam sebuah wawancara.

Baca Juga: Populasi besar, vaksinasi COVID-19 di China dan India berpotensi diperpanjang

“Ketersediaan dan keuangan belum pada level yang mereka butuhkan. Kami kekurangan tenaga," tambahnya.

Kelambanan dalam penyediaan vaksin untuk negara-negara miskin meningkatkan risiko penyebaran varian virus corona yang bisa lebih mudah menular dan lebih sulit diobati, kata Brennan.

Baca Juga: Inilah daftar vaksin Covid-19 yang akan disetujui WHO dalam waktu dekat

Setelah menyetujui vaksin Pfizer/BioNTech untuk penggunaan darurat, WHO sedang bekerja untuk menilai vaksin lain yang lebih murah yang dapat dipasok melalui COVAX. Mereka berharap untuk memulai vaksinasi di semua negara secara global pada awal April dan memvaksinasi populasi berisiko tinggi pada pertengahan tahun.

Selanjutnya: WHO sebut dunia di tepi jurang kegagalan moral, ini maksudnya




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×