Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JENEWA. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengesahkan uji diagnostik mpox Abbott Laboratories untuk penggunaan darurat pada Kamis (3/10). Ini merupakan persetujuan pertama dalam upaya lembaga tersebut untuk meningkatkan kemampuan pengujian di negara-negara yang menghadapi wabah penyakit tersebut.
Mengutip Reuters, Jumat (4/10), WHO mengatakan, uji PCR real time, uji Alinity m MPXV, memungkinkan deteksi DNA virus mpox dari usapan lesi kulit manusia. WHO menambahkan bahwa uji tersebut dirancang untuk digunakan oleh personel laboratorium klinis yang terlatih.
"Uji diagnostik mpox pertama yang tercantum dalam prosedur Daftar Penggunaan Darurat (EUL) ini merupakan tonggak penting dalam memperluas ketersediaan pengujian di negara-negara yang terkena dampak," kata Yukiko Nakatani, asisten direktur jenderal lembaga tersebut untuk akses ke obat-obatan dan produk kesehatan.
Baca Juga: WHO Catat Hampir 30.000 Kasus Mpox di Afrika Sepanjang Tahun Ini
Seorang juru bicara Abbott mengatakan bahwa perusahaan saat ini memiliki uji Alinity m mpox dalam inventaris dan akan bekerja sama dengan pelanggan untuk memenuhi kebutuhan pengujian merek".
Badan tersebut mengatakan sedang mengevaluasi tiga uji diagnostik mpox baru untuk penggunaan darurat dan juga sedang berdiskusi dengan produsen lain untuk memperluas ketersediaan alat diagnostik mpox.
Pada bulan Agustus, WHO meminta produsen untuk menyerahkan produk mereka untuk tinjauan darurat.
Prosedur EUL adalah penilaian berbasis risiko terhadap vaksin, uji, dan perawatan yang tidak berlisensi untuk mempercepat ketersediaannya selama keadaan darurat kesehatan masyarakat.
WHO menyatakan mpox sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat global untuk kedua kalinya dalam dua tahun pada bulan Agustus, menyusul wabah infeksi virus di Republik Demokratik Kongo, yang telah menyebar ke negara tetangga Burundi, Uganda, dan Rwanda.
Baca Juga: Malaysia Laporkan Kasus Mpox Baru, Pasien telah Diisolasi
Dua galur mpox menyebar - varian klade I, yang endemik di beberapa bagian Afrika Barat dan Tengah dan galur baru yang lebih mudah menular, klade Ib, yang telah memicu kekhawatiran global.
Swedia, Thailand, dan India telah mengonfirmasi kasus virus tipe klade Ib, di luar Republik Demokratik Kongo dan negara-negara tetangga.