Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada hari Senin (26/4/2021) mengatakan, situasi Covid-19 di India sangat memilukan. Terkait hal tersebut, WHO mengirim staf dan pasokan peralatan kesehatan tambahan ke sana untuk membantu memerangi pandemi.
"WHO melakukan segala yang kami bisa, menyediakan peralatan dan pasokan penting, termasuk ribuan konsentrator oksigen, rumah sakit lapangan bergerak prefabrikasi dan persediaan laboratorium," kata Tedros dalam penjelasan singkatnya seperti yang dikutip Reuters.
Dia menjelaskan, WHO telah mengerahkan 2.600 anggota staf dari program lain di India untuk membantu mendukung upaya memerangi penyakit mematikan tersebut.
Sementara itu, India memerintahkan angkatan bersenjatanya pada hari Senin untuk membantu mengatasi infeksi virus corona baru yang melonjak sehingga banyak pasien yang membanjiri rumah sakit. Sejumlah negara besar, termasuk Inggris, Jerman, dan Amerika Serikat berjanji untuk mengirim bantuan medis yang mendesak.
Baca Juga: Diserang Covid-19, RS India kewalahan, banyak orang meninggal & dikremasi di lapangan
"Pertumbuhan eksponensial yang kami lihat dalam jumlah kasus Covid-19 di India benar-benar mencengangkan," kata Maria van Kerkhove, kepala teknis WHO untuk Covid-19, dalam konferensi pers.
"Kami telah melihat lintasan peningkatan penularan yang serupa di sejumlah negara, belum pada skala yang sama dan belum memiliki tingkat dampak beban yang sama pada sistem perawatan kesehatan seperti yang kami lihat di India," katanya.
Baca Juga: Covid-19 mengamuk, India kirim tentara untuk membantu rumah sakit yang kewalahan
Fasilitas berbagi vaksin COVAX, yang dijalankan oleh aliansi vaksin GAVI dan WHO, telah menyediakan lebih dari 45 juta dosis vaksin Covid-19 ke 120 negara. Sejauh ini, mayoritas di antaranya adalah vaksin AstraZeneca yang dibuat oleh Serum Institute of India.
CEO GAVI Seth Berkley mempertanyakan bagaimana COVAX mengkompensasi keputusan India untuk menunda ekspor vaksin.
"Kami memperkirakan 90 juta dosis untuk Maret dan April untuk 60 negara berpenghasilan terendah termasuk India dan yang belum tersedia. Mengingat krisis di India, pastinya vaksin tersebut mereka gunakan untuk konsumsi dalam negeri. Dan kami menunggu kapan pasokan akan dilanjutkan, kami sedang mencari opsi lain pada saat yang sama," katanya seperti dikutip Reuters.