Sumber: Al Jazeera | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - JENEWA. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menetapkan mutasi virus corona baru yang muncul di India sebagai variant of concern (VoC) atawa yang perlu diwaspadai.
Ilmuwan senior WHO Maria Van Kerkhove mengatakan pada Senin (10/5), ada "beberapa informasi yang tersedia untuk menunjukkan peningkatan penularan B.1.617", varian baru virus corona yang terdeteksi di India.
Dia juga merujuk pada studi awal yang “menunjukkan ada beberapa netralisasi yang berkurang”, referensi ke kemungkinan vaksin kurang efektif melawannya.
“Karena itu, kami mengklasifikasikan ini sebagai variant of concern di tingkat global,” ujarnya, seperti dikutip Al Jazeera.
Baca Juga: Waspada, ini 3 varian baru virus corona yang ada di Indonesia
Tiga mutasi virus corona lainnya yang menjadi perhatian WHO adalah varian yang pertama kali terdeteksi di Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil.
WHO mengklasifikasikan varian virus corona menjadi dua kategori: variant of interest (VoI) atau yang perlu mendapat perhatian dan VoC.
Yang terakhir lebih menular, sulit dikendalikan, atau menyebabkan penyakit yang lebih parah.
Belum ada bukti
Tetapi, belum ada bukti bahwa tes virus corona, obat-obatan, atau vaksin kurang efektif terhadap varian India, menurut Van Kerkhove.
Baca Juga: WHO beri izin penggunaan darurat vaksin Covid-19 buatan Sinopharm
Kepala Ilmuwan WHO Soumya Swaminathan setuju, mendorong "pendekatan yang seimbang".
“Apa yang kita ketahui sekarang adalah vaksin bekerja, diagnostik bekerja, perawatan yang sama yang digunakan untuk virus biasa bekerja,” ujarnya, seperti dilansir Al Jazeera.
“Jadi, sebenarnya tidak perlu mengubah semua itu, dan pada kenyataannya orang-orang harus melanjutkan dan mendapatkan vaksin apa pun yang tersedia untuk mereka dan yang memenuhi syarat untuk mereka,” imbuh dia.
Para ahli menyoroti, semakin banyak virus menyebar, semakin besar risiko virus menemukan kondisi ideal untuk bermutasi, menekankan segala sesuatu harus dilakukan untuk mengendalikan penularan.
"Kami akan terus melihat varian yang menjadi perhatian di seluruh dunia, dan kami harus melakukan segala yang kami bisa untuk benar-benar membatasi penyebarannya," ujar Van Kerkhove.