Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - JENEWA. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyebutkan, kasus varian Omicron telah dilaporkan di 57 negara.
"Sebagian besar kasus yang diidentifikasi di negara-negara itu saat ini terkait dengan perjalanan," kata WHO.
Tapi, "Ini mungkin berubah karena semakin banyak informasi yang tersedia," ujar WHO dalam Pembaruan Epidemiologis Mingguan tentang COVID-19 yang rilis Selasa (7/12).
Saat ini, Omicron adalah varian virus corona yang mendominasi kasus terbesar kedua di dunia, setelah Delta.
Baca Juga: WHO tidak sarankan plasma konvalesen untuk pasien Covid-19, ini alasannya
Dari 899.935 sekuens yang diunggah ke GISAID dengan spesimen yang dikumpulkan dalam 60 hari terakhir, sebanyak 897 886 atau 99,8% adalah varian Delta dan 713 (0,1%) Omicron.
Lalu, 286 (<0,1%) Gamma, 154 (<0,1%) Alpha, 64 (<0,1%) Beta, dan <0,1% terdiri dari varian lainnya termasuk Mu dan Lambda.
"Mengingat yang dominan peredaran varian Delta di banyak negara, terutama di negara-negara di Eropa dan Amerika Serikat, terlalu dini untuk menarik kesimpulan tentang dampak Omicron di dunia," sebut WHO.
WHO terus mengamati perkembangan tingkat sub-regional dan negara, terutama di beberapa negara Amerika Selatan, di mana perkembangan varian Delta lebih bertahap dan varian lainnya, seperti Gamma, Lambda, dan Mu masih menyumbang sebagian besar kasus.