Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Belum ada vaksin untuk virus yang dapat menyebar melalui transmisi pernapasan tersebut. Gejalanya meliputi demam, sulit bernapas dan batuk, mirip dengan banyak penyakit pernapasan lainnya.
Michael Ryan, kepala Program Darurat Kesehatan WHO, mengatakan data dari China menunjukkan hampir tiga perempat dari kasus tersebut terjadi pada orang berusia di atas 40, dengan sekitar 40% memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya.
Tiga tim peneliti akan mulai bekerja mengembangkan vaksin, sebuah koalisi global yang dibentuk untuk memerangi penyakit.
Baca Juga: Waspada, virus corona sudah menjangkiti Singapura
Penelitian pendahuluan menunjukkan virus itu ditularkan ke manusia dari ular, tetapi penasihat medis pemerintah China Zhong Nanshan juga mengidentifikasi musang dan tikus sebagai sumber yang memungkinkan.
Travel warning
Siaran televisi milik pemerintah menunjukkan, di Wuhan, stasiun kereta api Hankou hampir kosong pada hari Kamis. Media pemerintah melaporkan bahwa pintu tol di sekitar Wuhan ditutup, secara efektif memotong jalan keluar, dan semua layanan naik kendaraan akan dibatalkan mulai Jumat. Penjaga berpatroli di jalan raya, kata seorang warga.
Baca Juga: Cegah virus corona, Beijing batalkan acara Tahun Baru Imlek
Ketika kota itu mulai terisolasi, penduduk memadati rumah sakit untuk pemeriksaan medis dan bergegas membeli persediaan, memborong rak-rak supermarket dan mengantre untuk membeli bensin.
Kota-kota lain juga mengambil langkah-langkah pencegahan untuk menghambat penyebaran virus.
Departemen Luar Negeri AS memperingatkan pelancong untuk meningkatkan kewaspadaan di Tiongkok karena bandara di seluruh dunia sedang memeriksa penumpang yang datang dari negara itu.
Baca Juga: Heboh virus corona, PHRI: Belum berpengaruh ke pariwisata Bali
Hong Kong yang dikuasai China, yang memiliki dua kasus yang dikonfirmasi, mengubah dua kamp liburan menjadi stasiun karantina sebagai tindakan pencegahan.
Taiwan telah melarang siapa pun dari Wuhan pergi ke negara mereka.
Warga China memiliki cara sendiri untuk melindungi diri mereka.
“Saya langsung pergi ke tempat yang harus saya tuju, dan kemudian saya pulang,” kata Li Meihua, 79 tahun, dari balik masker, di jalan-jalan Shanghai. “Saya juga menjaga pola makan yang lebih bersih. Saya sudah menjadi vegetarian."