kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   -3,00   -0,02%
  • IDX 7.480   -25,75   -0,34%
  • KOMPAS100 1.154   -2,95   -0,26%
  • LQ45 913   0,81   0,09%
  • ISSI 227   -1,59   -0,70%
  • IDX30 471   1,26   0,27%
  • IDXHIDIV20 567   3,73   0,66%
  • IDX80 132   -0,15   -0,11%
  • IDXV30 139   -0,18   -0,13%
  • IDXQ30 157   0,79   0,50%

WHO: Warga Gaza Terpaksa Mengonsumsi Makanan Hewan dan Minum Air Limbah


Rabu, 05 Juni 2024 / 13:10 WIB
WHO: Warga Gaza Terpaksa Mengonsumsi Makanan Hewan dan Minum Air Limbah
ILUSTRASI. Seorang anak Palestina melihat lokasi serangan Israel di sebuah rumah, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza 5 Mei 2024.


Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organisation (WHO) melaporkan, beberapa warga Palestina di Gaza kini terpaksa mengonsumsi makanan hewan serta air limbah untuk bertahan hidup.

Direktur WHO untuk regional Mediterania Timur, Hanan Balkhy, mengtakan bahwa serangan Israel di Gaza berdampak besar pada layanan kesehatan di wilayah yang lebih luas.

"Di Gaza, ada orang yang kini makan makanan hewan, makan rumput, dan minum air limbah. Anak-anak hampir tidak bisa makan, sementara truk-truk berdiri di luar Rafah," kata Balkhy dalam wawancara dengan AFP hari Selasa (4/6).

WHO dan PBB telah lama memperingatkan bahwa kelaparan akan terjadi di Gaza. Saat ini, sekitar 1,1 juta orang atau setengah populasi di wilayah itu menghadapi tingkat kerawanan pangan yang sangat parah.

Baca Juga: Inilah Negara Uni Eropa Terbaru yang Mengakui Palestina Merdeka

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan, OCHA, pada hari Selasa mengatakan bahwa kendala akses terus melemahkan upaya pengiriman bantuan kemanusiaan. Kondisinya semakin memburuk pada bulan Mei lalu.

"Gaza membutuhkan perdamaian, perdamaian, perdamaian. Ditambah peningkatan akses bantuan melalui darat. Saya mendesak Israel untuk membuka perbatasan," kata Balkhy.

Sejauh ini aliran bantuan sebagian besar masuk melalui persimpangan Kerem Shalom dengan Israel. Namun, WHO merasa jalur tersebut tidak cukup.

Bagi WHO, segala upaya penyaluran bantuan melalui laut dan udara menjadi tidak masuk akal, karena jalur darat yang jauh lebih murah dan efektif sebenarnya sudah ada.

Baca Juga: Pakar PBB Desak Semua Negara untuk Mengakui Negara Palestina

Balkhy juga mengecam langkah Israel yang menyebabkan pemblokiran peralatan medis seperti ventilator, bahan kimia pemurni, hingga air bersih.

Israel beralasan, barang-barang medis tersebut dapat digunakan untuk tujuan militer.

"Perang memberikan dampak buruk terhadap upaya-upaya kesehatan dasar masyarakat, seperti air bersih, makanan sehat dan imunisasi rutin, sehingga anak-anak rentan terhadap campak, cacar air, diare dan penyakit pernapasan," kata Balkhy yang seorang dokter anak.

Serangan brutal Irael ke Gaza telah menewaskan sedikitnya 36.550 orang di Gaza. Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, sebagian besar korban merupakan warga sipil.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×