Sumber: Telegraph | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Rusia
Jika versi rencana 28 poin buruk untuk Ukraina, versi terbaru juga dianggap tidak ideal bagi Rusia.
Putin memulai invasi 2022 dengan keyakinan bahwa seluruh wilayah Ukraina bisa direbut cepat. Namun setelah hampir empat tahun, Rusia hanya menguasai sekitar 20% wilayah Ukraina, sepertiganya sudah dikuasai sejak 2014.
Sebagian faksi di Kremlin ingin menghentikan perang untuk konsolidasi militer, lalu melanjutkan serangan di masa depan. Namun rencana damai ini mencakup jaminan keamanan layaknya Pasal 5 NATO, komitmen militer bersama jika terjadi serangan ulang, sesuatu yang jelas tidak diinginkan Rusia.
Di internal Kremlin, muncul ketegangan antara kelompok garis keras dan mereka yang ingin menerima tawaran ekonomi Trump.
Ada pula spekulasi bahwa Menlu Rusia Sergei Lavrov lah yang membocorkan isi panggilan, untuk menjatuhkan Kirill Dmitriev, yang disebut-sebut sebagai calon penggantinya.
Ketika Rubio merekomendasikan Trump membatalkan pertemuan dengan Putin di Budapest, rekomendasi itu muncul setelah ia menyimpulkan Moskow tetap bersikeras pada tuntutan maksimalis dan sumber terakhir yang ia temui sebelum mengambil sikap adalah Lavrov.
Tonton: Kebijakan Moneter Indonesia Vs Malaysia, Siapa Lebih Kuat?
Ukraina dan Eropa
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sekarang dihadapkan pada tawaran yang meminta Ukraina menyerahkan Donbas, termasuk wilayah yang belum diduduki Rusia.
Kesepakatan itu dianggap Washington dan Moskow sebagai harga kompromi untuk menghentikan perang. Namun bagi rakyat Ukraina, itu sama seperti menyerah.
Kebocoran dokumen versi awal, yang berisi permintaan agar Ukraina menyerahkan Donbas, mengurangi separuh kekuatan militer, dan menghentikan upaya masuk NATO, memperburuk posisi diplomatik Kyiv.
Versi baru memang menghapus atau melunakkan tuntutan paling berat, tetapi masih ada ruang kosong untuk poin wilayah yang hanya bisa ditentukan setelah pembicaraan langsung Zelensky-Trump.
Dalam percakapan dengan Ushakov, Witkoff mengatakan: "Ukraina harus menyerahkan Donetsk atau “menukar wilayah di tempat lain.”
Posisi ini tidak bisa diterima Ukraina maupun negara Eropa yang menilai wilayah negara tidak boleh diubah melalui kekuasaan militer.
Walaupun pendekatannya terkesan memihak Moskow, Trump mengklaim tujuannya hanya satu: menghentikan pertumpahan darah.
Namun bocornya percakapan ini menunjukkan betapa pahit harga yang diminta untuk mencapai perdamaian dan betapa sedikit pilihan yang dimiliki Kyiv.













