Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
NEW YORK. Pekerja Wall Street sepertinya belum dapat menikmati bonus akhir tahun. Pasalnya, hasil survei Bloomberg National Pool menunjukkan, lebih dari 70% warga Amerika bilang, harus ada pelarangan pemberian bonus besar bagi perusahaan Wall Street yang menerima bailout hasil pembayaran pajak warga AS tahun ini.
Mayoritas reponden juga menginginkan adanya penerapan pajak bagi laba Wall Street untuk mengurangi defisit anggaran pemerintah. Langkah ini merupakan salah satu langkah terbaik di antara puluhan pilihan cara untuk menekan defisit yang dipilih responden.
Dengan tingkat pengangguran mencapai 9,8%, pembagian bonus dan laba perbankan menyatukan pendapat warga AS meskipun memiliki latar belakang politik, gender, usia, dan pendapatan yang bebeda-beda.
Langkah serupa juga dilakukan oleh Partai Republik. Sekitar 76% anggota Partai Republik mendukung pelarangan pembagian bonus. Angka tersebut jauh lebih tinggi ketimbang dukungan Demokrat atau independen.
Asal tahu saja, JP Morgan Chase & Co Chairman dan Chief Executive Officer Jamie Dimon mendapatkan bonus sebesar US$ 17 juta pada 2009. Sementara, CEO Goldman Lloyd Blankfein menerima bonus berupa saham senilai US$ 9 juta pada tahun lalu. Bonus tersebut lebih rendah dari rekor bonus Wall Street yang diterimanya pada 2007 sebesar US$ 67,9 juta.
"Warga AS sudah membantu perusahaan agar tidak bangkrut dan sekarang mereka membagikan bonus pada karyawannya. Saya pikir mereka tidak boleh mendapatkan bonus sama sekali untuk beberapa waktu," kata salah seorang responden Michael Robertson.













