Reporter: kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Sekretaris Jenderal Palang Merah Timor Leste (CVTL), Anacleto Bento Ferreira, mengatakan bahwa pemerintah Timor Leste juga semakin memperketat kontrol di perbatasan.
“Pemerintah juga memperketat pengawasan di wilayah perbatasan untuk mengantisipasi penularan Covid-19 dari Indonesia,” kata Bento Ferreira.
Dia menambahkan, kontrol perbatasan yang ketat dan karantina negara telah memberikan waktu berharga untuk memperkuat sistem kesehatannya.
Layanan kesehatan Timor Leste juga sedikit demi sedikit diubah. Pada awal pandemi merebak, Timor Leste tidak memiliki fasilitas pengujian Covid-19. Sehingga, sampel pengujin dikirim ke Australia dan hasilnya beru diterima sekitar dua hingga empat hari kerja kemudian.
Baca Juga: 4 Strategi Satgas Covid-19 demi cegah varian baru corona B-117 masuk RI sesuai WHO
Namun sekarang, Timor Leste dapat melakukan tes Covid-19 di dalam negeri. Pemerintah Timor Leste juga telah menyusun strategi pengujian dan menerapkan pengawasan aktif.
Pada Senin, negara tersebut telah mengetes 16.400 orang. Meski jumlah pengetesan dianggap lebih sedikit dibandingkan negara tetangganya, para ahli berpendapat Timor Leste tidak menutupi kasus Covid-19 di negaranya.
Salah satu akedemisi dari New South Wales University, Augustine Asante, mengatakan bahwa Timor Leste memang tidak mengalami lonjakan jumlah pasien. Pihaknya juga tidak melihat peningkatan kematian yang tidak normal.
Terlepas semakin meningkatnya perawatan kesehatan di Timor Leste, negara tersebut masih menghadapi permasalahan kesehatan lain. “Jumlah Unit Perawatan Intensif (ICU) di seluruh negeri terbatas. Lebih penting lagi, keahlian klinis yang terbatas untuk menangani pasien yang sakit kritis menggunakan ventilator,” kata kantor WHO di Dili.
Baca Juga: Pelancong asing dari 19 negara dilarang masuk ke Filipina
Asante mengatakan, Timor Leste juga masih melaporkan tingkat tuberkulosis tertinggi di dunia, sekitar 500 kasus per 100.000 orang.
“Selain itu, terdapat malnutrisi kronis, tingkat merokok yang tinggi, dan kualitas layanan kesehatan yang buruk, yang semuanya mempersulit upaya pemerintah untuk mengendalikan tuberkulosis dan meningkatkan hasil kesehatan secara umum,” katanya kepada Al Jazeera.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Timor Leste Catatkan 41 Kasus Covid-19 dan Nol Kematian, Ini Strategi Mereka"
Penulis : Danur Lambang Pristiandaru
Editor : Danur Lambang Pristiandaru