Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden China Xi Jinping meminta Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk mengubah bahasa yang digunakan terkait posisi AS mengenai kemerdekaan Taiwan, menurut dua pejabat AS yang mengetahui percakapan tersebut.
Dalam pertemuan antara Biden dan Xi pada November lalu, di dekat San Francisco, Xi dan timnya mendesak agar AS menyatakan "kami menentang kemerdekaan Taiwan" daripada kalimat "kami tidak mendukung kemerdekaan Taiwan" yang digunakan saat ini, menurut sumber anonim.
Meski demikian, Amerika Serikat menolak permintaan tersebut. Gedung Putih mengeluarkan pernyataan yang menegaskan kembali bahwa kebijakan AS konsisten dengan prinsip "Satu China," serta menyatakan AS tidak mendukung kemerdekaan Taiwan.
Baca Juga: Menlu AS Antony Blinken Bertemu Pejabat Senior China Sehari Jelang Pemilu Taiwan
Kementerian Luar Negeri China menanggapi dengan menyarankan agar pertanyaan diarahkan kepada pemerintah AS, sementara Kementerian Luar Negeri Taiwan menolak berkomentar.
Sejak tahun 1949, setelah kalah dalam perang saudara, pemerintah Republik China melarikan diri ke Taiwan. Pemerintah Taiwan saat ini menyatakan mereka adalah negara yang berdaulat, sehingga Beijing tidak berhak mengklaim Taiwan.
Isu Sensitif dalam Hubungan AS-China
Selama bertahun-tahun, Tiongkok terus menekan AS agar mengubah pernyataan terkait status Taiwan. Namun, permintaan langsung di tingkat pemimpin seperti ini belum pernah dilaporkan sebelumnya.
Baca Juga: Jika Perang China-Taiwan Pecah, Kerugian Diramal Capai Rp 155,63 Kuadriliun!
AS memutus hubungan diplomatik dengan Taiwan pada 1979, tetapi diwajibkan oleh hukum untuk membantu Taiwan mempertahankan diri. China sendiri mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya dan tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk mengambil alih pulau tersebut.
Meski alasan Xi mengangkat isu ini tidak jelas, oposisi terhadap kemerdekaan Taiwan menjadi prioritas utamanya. Tiongkok juga semakin meningkatkan aktivitas militer di sekitar Taiwan dalam beberapa tahun terakhir.
Biden menolak perubahan bahasa yang diusulkan, dan Taiwan sudah diberi pengarahan oleh Washington tentang perkembangan ini. Seorang pejabat senior AS menyatakan bahwa Xi mungkin berharap Biden akan mengubah sikapnya, tetapi Biden tetap berpegang pada formula standar AS.
Potensi Dampak Perubahan Bahasa
Perubahan bahasa yang diusulkan China bisa memengaruhi pandangan di Asia Pasifik. Dua pejabat pemerintah di kawasan tersebut menyatakan bahwa perubahan tersebut dapat ditafsirkan sebagai pengurangan dukungan AS terhadap Taiwan.
Hal ini juga terjadi di tengah meningkatnya tekanan militer dari China, termasuk latihan perang besar-besaran dengan 153 pesawat militer awal bulan ini.
Selain itu, perubahan bahasa bisa dilihat sebagai perubahan kebijakan AS, dari netral terhadap aspirasi Taiwan menjadi secara langsung menentang kemerdekaan Taiwan.
Baca Juga: Xi Blak-blakan ke Biden: Beijing akan Satukan Kembali Taiwan dengan China
Di Taiwan, jajak pendapat menunjukkan mayoritas masyarakat mendukung status quo, tanpa niat bergabung dengan China atau mendeklarasikan kemerdekaan.
Kedua pemimpin diperkirakan akan kembali berbicara sebelum masa jabatan Biden berakhir pada Januari, melalui telepon atau di sela-sela KTT G20 di Brasil atau APEC di Peru.
Setelah pemilu 5 November, Biden diperkirakan akan menyerahkan isu Taiwan kepada penerusnya, baik itu Wakil Presiden Kamala Harris atau mantan Presiden Donald Trump.