kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Yahoo Jepang dan Line jajaki merger


Kamis, 14 November 2019 / 21:52 WIB
Yahoo Jepang dan Line jajaki merger
ILUSTRASI. Yahoo Japan (Jepang) yang berada di bawah kendali SoftBank tengah melakukan penjajakan merger dengan Line. REUTERS/Denis Balibouse/Files (SWITZERLAND - Tags: BUSINESS POLITICS LOGO)


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Yahoo Japan (Jepang) yang berada di bawah kendali SoftBank tengah melakukan penjajakan merger dengan Line menjadi satu perusahaan teknologi raksasa dengan nilai US$ 27 miliar.

Rencana merger ini akan membantu perusahaan konglomerasi Jepang ini memperluas jangkauan bisnis ke layanan e-commerce dan pembayaran.

Baca Juga: Yahoo Groups ditutup akhir Oktober, semua postingan akan dihapus

Yahoo Japan yang bulan lalu mengubah namanya menjadi Z Holdings, mengatakan penjajakan masih berlangsung dan belum ada hasil yang diputuskan. SoftBank Corp yang memiliki hampir setengah saham Z Holdings juga mengakui adanya pembicaraan tersebut.

Sumber Reuters pada Rabu (13/11) lalu mengatakan kemungkinan kesepakatan merger itu akan diputuskan akhir November ini. SoftBank dan induk Line yakni perusahaan teknologi Korea Selatan Naver Corp, akan membentuk perusahaan patungan dengan porsi saham seimbang yang akan mengendalikan Z Holdings. Perusahaan patungan itu nantinya akan mengoperasikan Line dan Yahoo.

Baca Juga: Yahoo Jepang akan buyback saham dari SoftBank senilai US$ 2 miliar

Kesepakatan akan menyatukan operator dari dua aplikasi pembayaran berbasis QR Code terbesar di Jepang setelah negara ini terlambat beralih ke pembayaran non tunai. PayPay dari SoftBank baru-baru ini mencapai 19 juta pengguna melalui pemasaran yang agresif, sementara Line Pay dapat memanfaatkan 82 juta pengguna Jepang dari aplikasi Line.

Line adalah aplikasi perpesanan paling banyak digunakan di Jepang. Selain itu, Line juga memiliki fitur Line Pay untuk pembayaran non-tunai, Line Taxi untuk layanan pemesanan transportasi umum, dan layanan lainnya.

Namun, persaingan di sektor perpesanan makin ketat membuat Line mulai tertinggal. Line sudah melantai di bursa saham Tokyo dan New York sejak tiga tahun lalu, namun pendapatannya terus menurun.

Baca Juga: Kerjasama ritel Jepang antara SoftBank, Yahoo dan Aeon

Pasalnya, perusahaan ini gagal memproyeksikan kesempatan pada masa depan dan tertinggal dalam pengembangan inovasi produk inti.

Bisnis Line tidak berkembang cukup baik. Layanan-layanannya mengalami kerugian disaat mereka mencoba mempercepat pertumbuhan. Tahun lalu, perusahaan menjual saham mmayoritas di unit bisnis selulernya kepada SoftBank.

Sementara SoftBank membuat dorongan besar ke dalam ritel online, meluncurkan PayPay Mall. Hal itu dilakukan sebagai upaya mencoba meningkatkan pendapatan di luar bisnis telekomunikasi intinya.

Baca Juga: Yahoo: 3 miliar akun kena dampak peretasan 2013

Yahoo Jepang dapat dikembangkan menjadi lapak dagang online, iklan dan pembayaran non-tunai atau elektronik. Memiliki layanan perpesanan seperti Line akan menjadi portofolio yang menguntungkan bagi Yahoo.

Analis Goldman Sachs Masaru Sugiyama dalam risetnya mengatakan, meskipun pendapatan dari perusahaan patungan keduanya akan melampaui pesaingnya yakni Rakuten Inc, namun transaksi gabungan Yahoo Jepang dan Line masih kalah dengan Rakuten.




TERBARU

[X]
×