Reporter: Agung Ardyatmo, Bloomberg | Editor: Uji Agung Santosa
Calon Menteri Keuangan Jepang yang baru, Yoshihiko Noda, tampaknya akan menerapkan kebijakan pemotongan anggaran untuk mengatasi persoalan utang yang terlalu besar di negara matahari terbit itu.
Peluang Noda untuk menjadi menteri keuangan kesembilan dalam empat tahun terakhir ini, tampaknya sudah final. Rencananya, perdana menteri terpilih Naoto Kan, akan mengumumkan kabinetnya hari ini (8/6).
"Pengangkatan Noda adalah hal yang baik, pasalnya selama ini Noda telah menjadi wakil Kan saat menjabat menteri keuangan," kata Susumo Kato, Kepala Ekonom Credit Agricole CIB dan CLSA, yang berbasis di Tokyo.
Meski begitu, Kato mengakui, dirinya belum bisa memastikan apakah Noda mampu membawa Jepang keluar dari beban utang yang sangat berat. Apalagi Noda belum pernah sekalipun menduduki jabatan di kabinet.
Tugas Noda sebagai menteri keuangan yang baru memang sangat berat. Politikus berusia 53 tahun ini, mewarisi utang yang sangat besar dari pemerintahan sebelumnya, yang jumlahnya mencapai mencapai US$ 9,7 triliun di akhir Maret 2010. Bandingkan saja dengan Amerika Serikat, yang justru mempunyai cadangan devisa US$ 8,3 triliun di bulan yang sama.