kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Yuan mulai menginvasi Eropa


Kamis, 10 Oktober 2013 / 17:49 WIB
Yuan mulai menginvasi Eropa
ILUSTRASI. Petugas vaksinator menunjukkan vaksin penguat atau booster di gerai layanan vaksinasi COVID-19 di Lhokseumawe, Aceh.


Sumber: Reuters |

BEIJING. China makin gencar menginternasionalisasi mata uang renminbi dengan menyetujui perjanjian swap antara euro dan yuan. Bilateral currency swap tersebut dilakukan antara Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank Rakyat China (PBOC).

Perjanjian ini berlaku selama tiga tahun dengan nilai maksimum 350 miliar yuan atau setara dengan 45 miliar euro (US$60,8 miliar).

Kesepakatan itu adalah yang terbaru dari serangkaian swap berdominasi yuan yang sudah dibuat dengan negara-negara lain di dunia. China memang tengah gencar mempromosikan renminbi sebagai alat transaksi komersial dan keuangan di pasar global. Tujuan akhirnya adalah menyaingi dollar Amerika Serikat (AS) sebagai mata uang utama.

"Bilateral swap ini sebenarnya adalah upaya internasionalisasi renminbi," kata Louis Kuijs, ekonom RBS di Hong Kong.

Menurutnya, swap yang lazimnya ditujukan untuk mengamankan posisi bank sentral saat likuiditas mengetat hanyalah target kedua bagi China.

Bagi Eropa, swap dari China ini nomor dua terbesar setelah perjanjian dengan Bank Sentral Korea Selatan dengan nilai 360 miliar yuan.

Sebagai mitra dagang terbesar kedua China, Eropa adalah tujuan utama Beijing dalam menggenjot profil yuan. Beberapa negara Benua Biru seperti Inggris dan Jerman bahkan ingin menjadi pusat kliring yuan di Eropa.

Kesepakatan swap China dengan ECB datang setelah Presiden Prancis Francois Hollande pada Juni lalu memastikan bahwa Prancis tengah menyiapkan kerja sama swap dengan negara berekonomi terbesar kedua di dunia. Gubernur Bank of France Christian Noyer mengumumkan kesepakatan itu pada Kamis ini.

"Perbankan di zona euro dan Prancis akan memiliki keamanan yang mereka butuhkan untuk mengembangkan transaksi dengan renminbi dalam jangka yang panjang," terang Noyer.

Saat ini, baru Hong Kong yang digunakan China sebagai pusat perdagangan luar negeri di mana seluruh transaksinya resmi menggunakan yuan.

China, juga memiliki swap agreement senilai 400 miliar yuan dengan Hong Kong. Perlu diketahui, yuan saat ini adalah mata uang ke delapan yang paling banyak diperdagangkan di dunia.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×