Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Pelaku pasar saat ini tengah fokus mengamati pergerakan yuan. Apalagi, perekonomian China mengalami perlambatan dan Beijing masih terlibat dengan perang dagang dengan AS.
Mengutip CNBC, pada Senin (26/8), nilai tukar yuan di pasar onshore melorot ke level yang tidak pernah terlihat sebelumnya pada Februari 2008. Sedangkan yuan di pasar offshore melorot ke level terendahnya sejak mulai diperdagangkan di pasar internasional sekitar 2010 lalu.
Baca Juga: Rupanya konsumen di Amerika Serikat masih percaya diri dengan perekonomian negaranya
Kian meningkatnya eskalasi perang dagang membuat analis dan investor bertanya-tanya seberapa jauh lagi Beijing akan memperbolehkan mata uangnya melemah.
Mari melihat bagaimana cara China mengontrol mata uangnya yang juga dikenal dengan renminbi:
- Satu mata uang, dua nilai tukar
Tidak seperti mata uang utama dunia lainnya seperti dollar AS atau yen Jepang yang memiliki sistem nilai tukar mengambang, China menerapkan kontrol yang sangat ketat terhadap nilai tukar yuan di daratan China.
Baca Juga: Tensi tinggi, China tolak permintaan kapal perang AS untuk bersandar
Setiap pagi, People's Bank of China (PBOC) mematok nilai tengah harian yuan, yang ditetapkan berdasarkan level penutupan yuan sehari sebelumnya dan quotation nilai tukar yang diambil dari diler bank-bank dalam negeri. Bank sentral juga mengatur soal kebijakan moneter China yang sangat kompleks.
Mata uang China diperbolehkan untuk diperdagangkan 2% di atas atau di bawah nilai tukar tengah harian. Jika perbedaannya terlalu jauh, menurut sejumlah pengamat market, bank sentral China akan melakukan intervensi dengan membeli atau menjual yuan, sehingga mengurangi volatilitas hariannya. Nilai tukar ini disebut juga sebagai yuan onshore atau CNY.
Baca Juga: Kurs rupiah berpeluang koreksi terbatas seiring melemahnya yuan
PBOC, yang sangat dipengaruhi oleh pemerintah pusat, menetapkan nilai tengah yuan untuk memberikan arah kepada market dan mengarahkan pergerakan mata uang. Sepanjang bulan ini, yuan di pasar onshore sudah melemah sekitar 4% terhadap dollar AS.
Yuan juga diperdagangkan di luar daratan, mayoritas di Hong Kong serta Singapura, London dan New York.
Nilai tukar ini sering dikenal sebagai yuan offshore atau CNH. Mata uang ini tidak dikontrol secara ketat seperti halnya yuan onshore. Suplai dan permintaan market dipengaruhi oleh nilai tukar yuan di pasar offshore. Namun volume yang diperdagangkan relatif lebih mini.
- Bagaimana PBOC mempengaruhi yuan offshore
Sejumlah pengamat menilai, bank sentral China ingin menahan agar selisih (spread) antara nilai tuar yuan onshore dan offshore tidak terlampau jauh karena secara teknikal mereka adalah sama.
Para pengamat mengatakan, jika nilai tukar offshore memiliki selisih terlalu jauh dari onshore, bank sentral akan melakukan intervensi untuk mengurangi tingkat volatilitas dan mengangkat nilai mata uang dengan menggunakan cadangan mata uang asingnya. Per Juli 2019, cadangan mata uang asing China berada di posisi US$ 3 triliun. PBOC juga mengandalkan bank-bank milik negara untuk memasuki pasar luar negeri dan menukar dollar dengan yuan.
Baca Juga: Lelah dengan aksi salto Trump, China siapkan rencana darurat hadapi yang terburuk
Untuk mencegah yuan offshore terdepresiasi terlalu cepat, bank sentral China juga menerbitkan surat utang berdenominasi yuan jangka pendek di Hong Kong yang secara esensial akan menambah likuiditas market dan mengerek biaya pinjaman untuk yuan.
Pada awal bulan ini, PBOC mengeluarkan surat utang offshore senilai 30 miliar yuan atau setara dengan US$ 4,19 miliar di Hong Kong. Dengan demikian, total nilai surat utang offshore yang sudah diterbitkan mencapai 120 miliar yuan sejak November 2018.
Baca Juga: The Fed menolak seruan pemangkasan suku bunga, Trump terus menekan
PBOC juga bilang akan membantu mempromosikan "internasionalisasi" mata uang. Internasionalisasi mata uang mengacu pada penggunaan mata uang yang lebih luas di luar negara tempat dikeluarkannya mata uang tersebut.
- Adakah level onshore baru yang bisa diamati?
China membiarkan mata uangnya melemah melampaui level psikologis 7 terhadap dollar pada awal Agustus untuk kali pertama sejak krisis finansial global. Kondisi itu mendorong Kementerian Keuangan AS melabeli Beijing sebagai manipulator mata uang. Menyusul hal itu, PBOC menetapkan nilai tengah fix yuan di atas 7 untuk pertama kali dalam 11 tahun terakhir pada 8 Agustus 2019.
CFETS RMB Index -indeks yang mengukur pergerakan yuan terhadap keranjang mata uang dunia- juga jatuh di bawah level 92.
Tommy Xie, head of Greater China research di OCBC Bank mengatakan kepada CNBC, bahwa market saat ini tengah berupaya untuk mencari konsensus level penting berikutnya untuk yuan onshore. Sejumlah orang memprediksi, level tersebut adalah 7,20 yuan per dollar.