Sumber: Sputnik News | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - ATHENA. Direktorat Jenderal Investasi dan Persenjataan Pertahanan Yunani dikabarkan telah mengajukan permohonan pembelian sekitar dua lusin pesawat tempur F-35 dari AS.
Permintaan ini muncul di tengah sengketa perbatasan zona ekonomi eksklusif (ZEE) di dekat pantai Siprus, yang melibatkan Yunani, Turki, dan Siprus sendiri.
Sputnik News mengabarkan bahwa kepala direktorat, Theodoros Lagios, mengirimkan surat permintaan kepada pemerintah AS mengenai pembelian 18 sampai 24 jet tempur F-35.
Baca Juga: Empat roket Katyusha menghantam zona hijau Baghdad, anak-anak jadi korban
Bukan cuma itu, Lagios juga dikabarkan meminta pihak Washington untuk memberikan tanggapan lebih cepat, dengan alasan bahwa Yunani kini membutuhkan jet tempur canggih secara mendesak.
"Melihat pengaturan fiskal internal dan aturan lain yang berlaku dalam anggaran Uni Eropa dan kerangka defisit, sangat penting bahwa F-35 pertama dikirim pada tahun 2021," ungkap Lagios dalam suratnya, seperti dikutip Sputnik News.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa pihak direktorat akan melakukan segala upaya untuk melaksanakan program pembelian dua lusin jet tempur yang ambisius tersebut.
Permintaan dua lusin F-35 ini muncul setelah Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis berencana membeli 18 unit jet tempur Dassault Rafale dari Prancis.
Baca Juga: Susul Rusia, Turki segera kirimkan pasukan penjaga perdamaian ke Azerbaijan
Yunani berharap pembelian Rafale dan F-35 bisa memengaruhi keseimbangan kekuatan dengan Turki di kawasan.
Sengketa Yunani dan Turki di Siprus
Permintaan pembelian dua lusin F-35 muncul di tengah pertikaian yang sedang berlangsung antara Yunani dan Turki mengenai perbatasan laut dekat Siprus.
Turki menegaskan bahwa Republik Turki Siprus Utara yang memproklamirkan diri. Atas dasar itu, Turki merasa memiliki hak untuk mengeksplorasi sumber daya energi lepas pantai dalam ZEE.
Sejalan dengan itu, Turki kemudian mengirim kapal eksplorasi minyak dan gas ke wilayah tersebut pada Agustus 2020. Praktis, hal tersebut menimbulkan ketegangan hingga menyebabkan beberapa konfrontasi dengan militer Yunani.
Berhubung sengketa ini masih belum bisa diselesaikan, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berharap adanya pembicaraan mengenai kepemilikan Siprus.