kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Yunani dan Turki saling serang kata-kata, ini penyebabnya


Minggu, 26 Juli 2020 / 07:31 WIB
Yunani dan Turki saling serang kata-kata, ini penyebabnya
ILUSTRASI. Yunani dan Turki saling perang kata-kata pasca Hagia Sophia digunakan untuk sholat Jumat pertama. REUTERS/Murad Sezer


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Ankara. Yunani dan Turki memanas pasca perubahan Hagia Sophia sebagai masjid. Untungnya, memanasnya hubungan kedua negara hanya terjadi melalui perang kata-kata.

Turki dan Yunani terlibat perang komentar pedas pada Sabtu (25/7/2020), sehari setelah Hagia Sophia secara resmi difungsikan sebagai masjid yang ditandai dengan digelarnya shalat Jumat. Yunani mengkritik tajam langkah pemerintah Turki yang mengubah situs kuno yang semula museum menjadi tempat ibadah umat Islam.

Terjadi ketegangan antara kedua negara ini. Melansir Reuters pada Sabtu (25/7/2020), Yunani membunyikan seluruh lonceng gereja sebagai bentuk rasa berkabung pada Jumat (24/7/2020), di mana di Turki Presiden Recep Tayyip Erdogan melangsungkan sholat Jumat pertama bersama dengan ribuan jamaah di Hagia Sophia.

Baca juga: Sadis, ini hukuman bagi warga Korea Utara yang tidak kenakan masker pencegah corona

"Yunani sekali lagi menunjukkan permusuhannya terhadap Islam dan Turki dengan alasan bereaksi terhadap Masjid Hagia Sophia yang dibuka untuk salat," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki, Hami Aksoy dalam sebuah pernyataan tertulis pada Sabtu (25/7/2020).

Pihaknya sangat mengecam pernyataan permusuhan oleh pemerintah Yunani dan anggota parlemen yang menurutnya telah menggerakkan opini publik, dan mendorong aksi pembakaran bendera Turki di kota Yunani, Thessaloniki.

Dia menjelaskan bahwa Hagia Sophia dibuka untuk shalat sebagai masjid sesuai dengan kehendak rakyat Turki. Selain itu pemerintah Turki memiliki hak atas semua aset budaya di negaranya. Kementerian Luar Negeri Yunani berpendapat bahwa, "komunitas internasional abad ke-21 terpana mengamati ocehan fanatik agama dan nasionalis Turki hari ini."

Shalat Jumat di Hagia Sophia menandai ambisi Erdogan untuk mengembalikan aktivitas keagamaan umat Islam di situs bersejarah tersebut, yang oleh sebagian besar orang Yunani dianggap sebagai pusat agama Kristen Ortodoks mereka.

Pada Jumat kemarin, Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis menyebut Turki sebagai "pembuat onar", dan pengalihfungsian situs tersebut sebagai "penghinaan terhadap peradaban abad ke-21".

Tidak hanya terkait dengan fungsi bangunan Hagia Sophia, Yunani dan Turki tidak sepakat tentang berbagai masalah mulai dari masalah wilayah udara hingga zona maritim, dan memecah etnis Siprus. Kemudian, pada pekan ini mereka juga berkonflik terkait batas landas kontinen mereka di Mediterania timur, daerah yang dianggap kaya sumber daya alam.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hagia Sophia Jadi Masjid, Yunani dan Turki Perang Komentar", 

Penulis : Shintaloka Pradita Sicca
Editor : Shintaloka Pradita Sicca




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×