kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja melempem, harta pemilik Snap meredup


Jumat, 12 Mei 2017 / 09:45 WIB
Kinerja melempem, harta pemilik Snap meredup


Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Yudho Winarto

CALIFORNIA. Evan Spiegel dan Bobby Murphy, duo pendiri Snap Inc, pengelola aplikasi pesan singkat Snapchat harus rela masing-masing kekayaannya turun US$ 1 miliar, Rabu (10/5). Harta pemilik Snap tersebut merosot drastis menyusul laporan keuangan perdana Snap pasca melantai di bursa efek yang tidak sesuai harapan.

Seperti diberitakan Reuters, di hari pengumuman kinerja keuangannya, harga saham Snap anjlok US$ 5,35 per saham atau setara 23%, ke posisi US$ 17,66. Harga penutupan ini, sedikit lebih tinggi ketimbang harga initial public offering (IPO) Snap di level US$ 17 per saham.

Akibat penurunan tersebut, kapitalisasi pasar Snap pun tergerus hingga US$ 6 miliar.Spiegel dan Murphy, yang bersama-sama menguasai 29% saham Snap kelas A turut merasakan dampaknya.

Penurunan harga Snap sebesar US$ 5 per saham, menyebabkan penurunan kekayaan Spiegel dan Murphy, masing-masing US$ 1 miliar. Meski kekayaannya tergerus US$ 1 miliar, namun berdasarkan hitungan Forbes per Kamis (11/5), kekayaan duo pendiri Snap tersebut masing-masing masih di kisaran US$ 5,1 miliar.

Dalam penjelasan manajemen Snap kepada publik, pendapatan perusahaan ini di kuartal I 2017 mencapai US$ 149,6 juta. Namun, jumlah tersebut masih di bawah estimasi analis yang sebesar US$ 158 juta. Pendapatan Snap kuartal I 2017 juga masih lebih rendah dibandingkan hasil pada kuartal IV 2016 yang senilai US$ 166 juta.

Di sisi lain, kerugian bersih Snap meningkat dari sebelumnya US$ 104,6 juta atau setara 14 sen dollar AS, menjadi US$ 2,21 miliar alias US$ 2,31 per saham.

Richard Greenfield, analis BTIG mengatakan, sejumlah investor berharap Snap akan mengejutkan mereka dengan angka-angka pertumbuhan dalam laporan kuartalan pertamanya ke publik. "Fakta bahwa Snap gagal memenuhi harapan, menyebabkan kekecewaan publik," terang Greenfield.

Spiegel yang menjabat Chief Executive Snap mengatakan, memang ada perusahaan lain yang mencoba meniru layanan aplikasi Snap. "Jika Anda ingin menjadi perusahaan kreatif, Anda harus merasa nyaman dan menikmati kenyataan saat orang-orang menyalin produk bagus yang Anda hasilkan," tutur Spiegel kepada investor.




TERBARU

[X]
×