Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - LONDON/OTTAWA. Raja Charles III akan tiba di Kanada pada Senin (26 Mei 2025) dalam sebuah kunjungan yang sangat simbolis, mempertegas dukungannya terhadap salah satu negara persemakmuran yang kini menghadapi tekanan politik dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Kunjungan ini dilakukan atas undangan Perdana Menteri Kanada Mark Carney dan merupakan kunjungan pertama Raja Charles ke Kanada sejak ia naik takhta pada September 2022.
Kunjungan Bersejarah di Tengah Tantangan Politik
Raja Charles, yang saat ini masih menjalani pengobatan kanker, menunjukkan komitmennya kepada Kanada—salah satu dari 15 negara di dunia yang mengakui dirinya sebagai kepala negara. Pada Selasa (27 Mei), ia dijadwalkan membuka sesi parlemen di Ottawa, suatu kehormatan yang terakhir kali dilakukan oleh ibunya, Ratu Elizabeth II, 68 tahun lalu.
Kunjungan ini terjadi di tengah ketegangan diplomatik yang dipicu oleh pernyataan Presiden AS Donald Trump, yang secara terbuka menyatakan keinginannya untuk menjadikan Kanada sebagai negara bagian ke-51 Amerika Serikat.
Ambisi tersebut ditolak keras oleh Perdana Menteri Carney, yang baru-baru ini memenangkan pemilu dengan kampanye yang menentang gagasan tersebut.
"Perdana Menteri telah menegaskan bahwa Kanada tidak untuk dijual, sekarang maupun selamanya," kata Duta Besar Kanada untuk Inggris, Ralph Goodale, dalam konferensi pers menyambut kunjungan Raja Charles ke Komisi Tinggi Kanada di London.
Baca Juga: PM Malaysia Anwar Ibrahim Kirim Surat kepada Donald Trump, Begini Isi Pesannya
Simbolisme dan Diplomasi Monarki
Dalam beberapa bulan terakhir, Raja Charles telah memberikan isyarat dukungan tersirat terhadap identitas nasional Kanada. Ia mengenakan medali Kanada, menyebut dirinya sebagai "Raja Kanada," dan menyebut bendera negara itu sebagai “simbol yang selalu membangkitkan rasa bangga dan kekaguman.”
Kehadirannya di Ottawa juga memiliki nuansa diplomatik yang rumit.
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, yang berusaha menjaga hubungan baik dengan Trump terkait isu Ukraina dan perdagangan, sebelumnya bahkan menyampaikan undangan dari Raja Charles kepada Trump untuk kunjungan kenegaraan kedua—suatu langkah yang dinilai mengganggu perasaan sebagian warga Kanada.
Perdana Menteri Carney, mantan Gubernur Bank of England, menyatakan bahwa pendekatan tersebut telah menimbulkan kekesalan di kalangan rakyat Kanada yang menginginkan kedaulatan mereka tetap dihormati.
Agenda Kunjungan Raja Charles di Ottawa
Raja Charles dan Ratu Camilla dijadwalkan mengikuti sejumlah kegiatan publik dan kenegaraan di Ottawa:
-
Kunjungan ke taman kota untuk bertemu dengan para seniman dan pedagang lokal
-
Acara seremoni peletakan pucuk bola hoki sebagai simbol dukungan terhadap budaya olahraga Kanada
-
Penanaman pohon sebagai simbol keberlanjutan dan komitmen terhadap lingkungan
Baca Juga: Pasar Asia Stabil, Euro Menguat Usai Trump Tunda Tarif Impor 50% terhadap Uni Eropa
Sorotan utama dari kunjungan ini adalah pidato kenegaraan dalam pembukaan sesi baru parlemen Kanada di Senat, atau yang dikenal sebagai “Speech from the Throne.” Ini akan menjadi kali ketiga dalam sejarah seorang penguasa monarki menyampaikan pidato tersebut secara langsung di Kanada.
Raja dan Ratu akan melakukan perjalanan menuju Senat dengan kereta kuda seremonial yang dikawal oleh 28 ekor kuda, menambah nuansa tradisional dan kebangsawanan dalam acara kenegaraan tersebut. Pidato berdurasi 25 menit itu telah disiapkan oleh pemerintahan Carney dan akan menyoroti arah kebijakan nasional.
Menteri Identitas dan Budaya Kanada, Steven Guilbeault, menggambarkan momen ini sebagai peristiwa penting nasional. “Ini adalah kesempatan besar—sebuah momen yang menyatukan warga Kanada dalam perayaan sejarah kita yang kaya, demokrasi yang kuat, dan institusi yang melayani kita semua,” ujarnya.