Sumber: BBC | Editor: Edy Can
DALLAS. Apa yang dikhawatirkan Amerika Serikat ternyata terjadi. Amerika Serikat telah mendiagnosis adanya virus Ebola di negeri tersebut untuk pertama kalinya.
Kasus adanya virus yang mematikan itu dipastikan pertama kali di Dallas, Texas. Pasien yang terjangkit virus Ebola tersebut sudah diisolasi di Texas Health Presbyterian Hospital.
Pasien laki-laki tersebut diduga tertular virus di Liberia sebelum melakukan perjalanan ke Amerika Serikat dua pekan lalu. Tom Frieden, Kepala Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat mengatakan, pasien yang tidak disebutkan identitas itu berangkat dari Liberia pada 19 September dan tiba di Amerika Serikat esok harinya tanpa menunjukkan gejala tertular virus Ebola.
Menurutnya, gejala tersebut baru terlihat pada 24 September. Lalu pada 28 September dimasukkan ke ruang isolasi.
Untuk mencegah penyebaran virus itu, pihak rumahsakit akan mengawasi para petugas dan dokter yang menangani pasien tersebut selama 21 hari. Selain itu, pihak rumahsakit juga sedang mengidentifikasi siapa saja yang berhubungan dengna pasien tersebut.
Frieden mengatakan, anggota keluarga pasien tersebut yang berhubungan langsung kemungkinan bisa saja tertular virus tersebut. "Pada dasarnya, kami tidak ragu untuk mengontrol kasus Ebola ini sehingga tidak menyebar ke seluruh Amerika," katanya. "Kami akan menyetopnya sampai disini."
Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization mengatakan, lebih dari 3.000 orang meninggal akibat virus ini. Sebagian besar berada di Liberia. Sebelumnya, virus Ebola ini juga dipastikan merebak di Nigeria dan Senegal. Ebola merupakan wabah virus paling mematikan pada saat ini.
Berita Terkait
Skenario terburuk Ebola: Ada 500.000 lebih kasus
Liberia pecat 10 pejabat karena Ebola
