kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

10 Kebiasaan Buruk yang Bikin Warga Kelas Menengah Bawah Sulit Sukses


Rabu, 25 Desember 2024 / 03:32 WIB
10 Kebiasaan Buruk yang Bikin Warga Kelas Menengah Bawah Sulit Sukses
ILUSTRASI. Stabilitas keuangan sering kali tampak sulit diraih bagi banyak orang di kelas menengah bawah. KONTAN/Muradi


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

4. Perencanaan Pensiun yang Tidak Memadai

Banyak orang di kelas menengah ke bawah menunda perencanaan pensiun, karena percaya bahwa mereka tidak mampu menabung atau memiliki cukup waktu. 

Mulailah menabung untuk pensiun mulai dari sekarang. Kuncinya adalah memulai lebih awal dan konsisten dengan kontribusi Anda.

5. Tidak Memanfaatkan Peluang Investasi

Banyak orang menyimpan tabungan mereka di rekening dengan hasil rendah, sehingga kehilangan peluang pertumbuhan potensial. Meskipun penting untuk memiliki tabungan yang mudah diakses, pertimbangkan untuk menginvestasikan sebagian uang Anda untuk pertumbuhan jangka panjang.

Mulailah dengan mendidik diri sendiri tentang konsep investasi dasar seperti diversifikasi dan toleransi risiko. 

Baca Juga: Sasar Nasabah Kelas Atas, Bisnis Kartu Kredit Perbankan Tetap Sustain

6. Terjerumus dalam Pembelian Impulsif

Pembelian impulsif dapat dengan cepat menggagalkan anggaran yang direncanakan dengan sangat cermat sekalipun. Pembelian yang tidak direncanakan ini, yang sering kali dipicu oleh emosi, dapat bertambah secara signifikan seiring berjalannya waktu.

Terapkan "periode tunggu" sebelum melakukan pembelian yang tidak penting untuk mengekang pembelian impulsif. 

Strategi efektif lainnya adalah berhenti berlangganan email promosi dan menghindari window shopping atau menjelajahi toko online saat Anda tidak berniat membeli. 

7. Menjadi Korban Inflasi Gaya Hidup

Seiring dengan peningkatan pendapatan, sering kali ada kecenderungan untuk meningkatkan pengeluaran secara proporsional. Kebiasaan ini, yang dikenal sebagai inflasi gaya hidup, dapat mencegah Anda memperbaiki situasi keuangan meskipun penghasilan Anda lebih banyak.

Saat Anda menerima kenaikan gaji atau bonus, tahan keinginan untuk segera meningkatkan gaya hidup Anda. Sebaliknya, pertimbangkan untuk mengalokasikan sebagian besar kenaikan tersebut untuk tabungan atau pembayaran utang. Pendekatan ini memungkinkan Anda untuk meningkatkan kesehatan keuangan Anda sambil menikmati sebagian hasil kerja keras Anda.

Baca Juga: Ini Nilai Kekayaan Bersih yang Mendefinisikan Kelas Atas, Menengah, dan Bawah



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×