Sumber: Mirror.co.uk | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. UEFA dikabarkan akan menjatuhkan sanksi kepada dua klub Premier League, Chelsea dan Aston Villa, atas pelanggaran aturan keuangan.
Meski keduanya diperkirakan hanya akan menerima denda, klub raksasa Spanyol Barcelona menghadapi potensi sanksi yang jauh lebih serius dari badan sepak bola Eropa tersebut.
Chelsea Diduga Manipulasi Pendapatan dari Penjualan Tim Wanita
Chelsea diketahui telah melampaui batas kerugian keuangan yang diizinkan UEFA untuk musim lalu. Salah satu penyebabnya adalah penjualan tim wanita mereka ke perusahaan saudara, Blueco 22 Midco Limited, senilai £200 juta, yang merupakan rekor dunia.
Namun, berbeda dengan aturan Premier League, UEFA tidak mengizinkan klub untuk mencatatkan pendapatan dari penjualan aset ke perusahaan afiliasi sebagai pemasukan resmi.
Baca Juga: 10 Klub Sepak Bola Paling Mahal di Dunia Tahun 2025, MU Tempel Madrid di Puncak
Pada April lalu, Chelsea menyatakan telah melakukan diskusi dengan UEFA terkait "faktor mitigasi yang memengaruhi pengajuan regulasi mereka." Ini menandakan bahwa klub tengah mencari cara agar pelanggaran tersebut dapat ditoleransi atau diringankan.
Aston Villa Juga Terkena Sorotan UEFA
Menurut laporan The Times, Aston Villa juga telah melanggar batas kerugian keuangan yang ditetapkan UEFA, yaitu maksimal €200 juta (sekitar £170 juta) dalam periode tiga tahun. Meski UEFA memberikan pengecualian atas pengeluaran untuk akademi, tim wanita, serta pembangunan stadion dan fasilitas, Villa masih dinilai melebihi batas yang diizinkan.
Tahun lalu, Villa juga dijatuhi denda £52.000 karena terlambat mengajukan laporan keuangan. Ini menambah tekanan bagi klub yang baru saja gagal lolos ke Liga Champions di bawah asuhan Unai Emery.
Barcelona Hadapi Ancaman Sanksi Berat
Sementara itu, Barcelona tengah berada dalam posisi yang jauh lebih genting. Pada Oktober lalu, mereka kalah dalam banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) atas denda UEFA sebesar €500.000 (£420.000) terkait pelaporan keuntungan yang salah.
Putusan CAS menyatakan bahwa sanksi tersebut sebenarnya “relatif ringan”, dan memperingatkan bahwa pelanggaran serupa di masa mendatang akan memicu hukuman yang lebih berat.
Baca Juga: Inter Milan Tak Ingin Kekalahan di Final Liga Champions 2023 Terulang
Dalam pernyataan resmi, Komite Pengawasan, Etika, dan Kepatuhan UEFA (CFCB) menekankan bahwa pelanggaran pada proses pemantauan musim 2023–24 akan dianggap sebagai residivisme, dan karena itu, Barcelona akan dikenai sanksi yang lebih keras.
Opsi sanksi tersebut termasuk pembatasan jumlah pemain yang bisa didaftarkan untuk Liga Champions musim depan, atau bahkan pengurangan poin di kompetisi Eropa.
Deco: “Masalahnya Bukan Finansial, Tapi Aturan yang Lebih Ketat”
Meskipun situasi keuangan Barcelona telah lama menjadi sorotan, Direktur Olahraga klub, Deco, menegaskan bahwa mereka tidak akan terpaksa menjual pemain kunci di bursa transfer musim panas ini.
"Masalahnya bukan pada keuangan klub, tapi aturan financial fair play di Spanyol yang lebih ketat dibandingkan Premier League dan liga lainnya," kata Deco kepada BBC Sport. "Ini adalah masalah banyak klub, hanya saja Barca jadi sorotan karena kami klub besar. Anda harus bekerja dengan kondisi yang ada."
Deco juga menyebut kombinasi antara pemain muda dari akademi La Masia dan pemain senior berpengalaman sebagai strategi kunci dalam membangun kembali kekuatan tim.