Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
AFGANISTAN. Pada Sabtu (4/5), tim SAR pemerintah Afganistan menyerah untuk dapat menemukan korban selamat dari musibah tanah longsor yang terjadi di perkampungan Timur Laut Afganistan. Disinyalir, jumlah korban tewas sudah melampaui 2.100 orang. Sementara, 4.000 orang lainnya dinyatakan hilang.
"Lebih dari 2.100 orang dari 300 keluarga semuanya tewas," jelas Naweed Forotan, Juru Bicara Gubernur provinsi Badakhshan kepada Reuters.
Pemerintah setempat menyatakan keprihatinannya terkait tidak stabilnya tanah di kawasan perbukitan. Dikhawatirkan, tanah longsor susulan sangat mungkin terjadi. Jika itu terjadi, ribuan penduduk terancam tidak akan memiliki tempat tinggal. Selain itu, tanah longsor susulan juga akan mengancam jiwa ratusan tim penyelamat yang bekerja di provinsi Badakhshan, dekat perbatasan Tajikistan.
Selain tim SAR, penduduk setempat dan puluhan polisi juga turut membantu pencarian korban. Mereka hanya dilengkapi alat bantu sederhana dan terus berupaya mencari mereka yang selamat sepanjang siang. Hingga akhirnya mereka merasa yakin, bahwa tidak ada harapan ada korban yang selamat tertimbun lumpur dengan ketebalan hingga 100 meter.
Menurut tim penyelamat Perserikatan Bangsa-Bangsa yang melakukan misi kemanusiaan di Afganistan, saat ini fokus utama mereka adalah mencari 4.000 korban yang hilang. Mereka belum akan menggali lumpur akibat tanah longsor yang terjadi Jumat (3/5) lalu karena masih sangat berbahaya.
Menurut Juru Bicara unit misi kemanusiaan PBB di Afganistan Ari Gaitanis, kebutuhan utama para korban saat ini adalah air bersih, obat-obatan, konseling, makanan, dan tenda darurat.
Sementara itu, ratusan warga selamat terpaksa harus tidur tanpa atap di tengah cuaca yang sangat dingin. Setidaknya, ada 100 orang yang dirawat karena luka-luka. Mereka dirawat oleh tim medis di sebuah bangunan yang masih terlihat kokoh berdiri.