Sumber: Associated Press |
WASHINGTON. Ketika pertemuan maha penting yang digelar Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve berakhir hari ini (13/9), apa yang tidak diinginkan pasar?
Jawabannya adalah kejutan atau kebijakan di luar prediksi selama ini.
Cukup banyak yang berharap, The Fed mengurangi stimulus ekonomi terbesar yang dikucurkan sejak krisis lima tahun lalu.
Namun, asumsinya, kebijakan tersebut ditempuh dengan sangat hati-hati. Terutama kala memotong pembelian obligasi bulanan dari US$ 85 miliar menjadi US$ 75 miliar.
Pembelian ini akan membantu tingkat bunga acuan berada di level terendah yakni 0,25% untuk menopang pertumbuhan kredit dan tingkat belanja. Artinya, Fed rate tak akan berubah dalam waktu dekat dan tetap bertahan di level terendah mendekati nol sejak 2008.
Berikut empat kunci yang harus diperhatikan saat rapat Federal Open Market Committee (FOMC) berakhir:
- PERNYATAAN THE FED
Di sinilah The Fed diprediksi mengumumkan pengurangan stimulus untuk pertama kali. Banyak ekonom yang memperkirakan, The Fed hanya akan memotong pembelian treasury AS yang selama ini sebesar US$ 45 miliar per bulan.
Sedangkan pembelian obligasi berbasis kredit perumahan (KPR) tak akan berubah dan tetap US$ 40 miliar per bulan.
Alasannya : Pembelian obligasi hipotek diharapkan bisa menjaga tekanan suku bunga KPR. Bank sentral belum melempar sinyal mengurangi dukungan sektor perumahan yang menjadi pilar pemulihan ekonomi AS.
Pernyataan lain yang harus diperhatikan adalah komitmen untuk menjaga suku bunga di rekor rendah. Desember 2012, Fed memastikan suku bunga tetap mendekati 0% hingga tingkat pengangguran ada di level 6,5% dan inflasi tidak melonjak.
Saat ini, level pengangguran di negeri Paman Sam ada di level 7,3% dan selama 12 bulan terakhir inflasi hanya naik 1,5%, di bawah target The Fed 2%.
The Fed bisa saja menekankan kembali bahwa level 6,5% pengangguran hanyalah ambang batas, bukan sebagai alasan utama untuk menaikkan suku bunga. Yang berarti, ada kemungkinan suku tetap bertahan ketika rasio pengangguran berhasil di bawah 6,5%.
Kebijakan suku bunga tak berubah, terutama jika jumlah pengangguran menurun tajam dengan alasan lebih banyak orang berhenti mencari pekerjaan, bukan karena semakin banyaknya lapangan kerja.
Pemerintah tidak menghitung orang sebagai pengangguran jika mereka berhenti mencari pekerjaan.
-OUTLOOK EKONOMI
Kemungkinan besar, The Fed akan menurunkan ekspektasi pertumbuhan mengingat realitas yang terjadi ekonomi AS bergerak di bawah harapan.
Tiga bulan lalu, salah satu pejabat The Fed memprediksi bahwa ekonomi AS tumbuh antara 2,3%-2,6% tahun ini dan 3%-3,5% tahun depan. Tapi sebagian besar ekonom pesimis, ekonomi AS hanya akan tumbuh 2% tahun ini dan 2,6% di 2014.
The Fed diyakini akan meng-update target pengangguran dan inflasi. Selain itu juga memperbarui prospek ekonomi 3013, 2014 dan 2015. Institusi yang dipimpin Ben S Bernanke ini juga diramal akan mengumumkan target ekonomi 2016 untuk yang pertama kali.
Angka-angka tersebut perlu dicermati untuk mengukur apakah keyakinan Bank Sentral bertambah atau justru makin pesimis. Jika lebih optimis, maka suku bunga akan naik lebih cepat dan sebaliknya.
-BERITA KONFERENSI BERNANKE
Konferensi ini akan menjadi sebuah peristiwa besar. Bukan hanya karena The Fed mengumumkan pemangkasan pembelian obligasi. Bisa jadi, konferensi berikutnya menjadi yang terakhir bagi Bernanke duduk di kursi panas The Fed karena jabatannya akan berakhir 31 Januari tahun depan.
Awal pekan ini, Lawrence Summers mengundurkan diri dari bursa orang nomor satu di Bank Sentral AS sekaligus menjadikan Janet Yallen sebagai kandidat utama. Presiden AS, Barack Obama kemungkinan besar mengumumkan pengganti Bernanke akhir bulan ini.
Seperti biasa, Bernanke akan menggunakan konferensi pers untuk menjelaskan lebih panjang arah kebijakan hasil pertemuan FOMC.
Sebelumnya, Bernanke memastikan pengurangan pembelian obligasi akan dilakukan sebelum akhir 2013 dan selesai pada pertengahan 2014.
-REAKSI PASAR
Pasar tak akan bereaksi secara berlebih ketika pengurangan pembelian obligasi yang beredar dilakukan secara bertahap dan dalam jumlah yang sudah diperhitungkan yakni US$ 10 miliar per bulan.
Perlu digarisbawahi, hal itu juga berlaku jika pada saat yang bersamaan, suku bunga acuan tak berubah untuk jangka panjang.
Ekonom umumnya beranggapan, sinyal yang dilontarkan beberapa pejabat The Fed sudah membuat pasar lebih siap jika pengurangan stimulus itu benar-benar dilakukan.
Namun apabila ternyata The Fed memutuskan bahwa pemotongan pembelian tersebut lebih besar dari ekspektasi saat ini, maka berhati-hatilah. Pasar akan bergejolak liar.
Bagaimana jika ternyata The Fed tetap mempertahankan pembelian obligasi dengan jumlah yang sama, tanpa perubahan sedikit pun?
Pasar mungkin hanya reli. (Dyah Megasari Anjaya)