kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Lindungi kurs, BRICS cadangkan dana US$ 100 miliar


Jumat, 06 September 2013 / 16:33 WIB
Lindungi kurs, BRICS cadangkan dana US$ 100 miliar
ILUSTRASI. 2 Cara Beli Paket Unlimited AXIS lewat Aplikasi hingga USSD. KONTAN/Baihaki


Sumber: BBC News | Editor: Dikky Setiawan

ST PETERSBURG. Para pemimpin negara yang tergabung dalam kelompok Brics (Brasil, Rusia, India, Cina dan Afrika Selatan) sepakat untuk menyiapkan dana sebesar US$100 miliar atau setara Rp1.100 triliun untuk menjaga perekonomiannya menghadapi guncangan finansial.

Langkah ini dibuat seiring terpuruknya ekonomi negara-negara berkembang, karena adanya spekulasi bahwa kemungkinan Amerika Serikat (AS) akan mengurangi program stimulusnya.

Rencana Bank Sentral AS itu membuat para investor di emerging market menarik uangnya. Aksi ini mengakibatkan anjloknya nilai mata uang di beberapa negara berkembang.

Pemimpin Brics mengatakan, rincian dari pencadangan dana tersebut masih terus dibicarakan.

"Inisiatif untuk membuat sebuah 'kolam' cadangan mata uang anggota Brics sudah dalam tahap final. Jumlah yang telah disepakati US$ 100 miliar," kata Presiden Rusia, Vladimir Putin, dalam pertemuan G20 di St Petersburg, Kamis (5/9).

Kekhawatiran program stimulus AS

Pada Mei lalu, Gubernur Bank Sentral AS, Ben Bernanke, mengatakan bahwa AS mungkin akan menyudahi program pembelian surat utang sebesar US$85 miliar per bulan.

Program itu diterapkan untuk meningkatkan likuiditas di pasar setelah krisis finansial global. Sebagian likuiditas itu telah mengalir ke negara-negara berkembang dan membantu kenaikan harga aset di sana.

Namun pernyataan Bernanke dan pulihnya ekonomi AS, telah membuat investor menarik kembali uangnya dari negara-negara tersebut. Ini mengakibatkan pembelian dolar yang dalam jumlah besar sebagai antisipasi mengambil keuntungan lebih tinggi.

Aksi ambil untung itu menyebabkan volatilitas di pasar saham dan nilai mata uang di beberapa negara berkembang. Kondisi ini berdampak pada pertumbuhan ekonomi negara emerging market.

Seperti diketahui, akibat pasar saham dan keuangan volatil, mata uang India, Rupee telah melemah terhadap dollar AS sebesar 24%.

Begitu pula mata uang Afrika Selatan, Rand, yang turun 17% dan Real Brasil anjlok 15%, serta rubel Rusia menukin 8% sejak Mei lalu.

Karena itu, untuk mengantisipasi agar mata uang mereka tidak lagi terperosok, Brics menggalang dana cadangan untuk penguatan pasar finansial.

China akan menyumbang sekitar US$41 miliar, Afrika Selatan US$ 5 miliar, selebihnya Brazil, India dan Rusia memberi masing-masing US$ 18 miliar.

Awal tahun ini, negara-negara Brics telah membahas pembentukan bank pembangunan baru untuk mendanai infrastruktur dan pembangunan proyek-proyek di seluruh negara berkembang.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×