Sumber: Finbold News | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satoshi Nakamoto, sosok misterius di balik terciptanya Bitcoin (BTC), kini semakin kaya raya seiring reli harga aset kripto terbesar di dunia.
Berdasarkan perhitungan terkini, kekayaan bersihnya diperkirakan mencapai US$133,5 miliar, menempatkannya di atas pendiri Microsoft, Bill Gates, yang memiliki kekayaan sekitar US$118,7 miliar.
Bitcoin Sentuh Rekor Tertinggi Sepanjang Masa
Tak hanya Satoshi yang mencetak sejarah, Bitcoin sendiri kembali mencapai all-time high pada Kamis, 14 Agustus 2025. Harga BTC naik 3,4% dalam sehari hingga menyentuh US$124.457.
Baca Juga: Dolar AS Dekati Level Terendah Beberapa Pekan, Bitcoin Sentuh Rekor Tertinggi
Dengan kapitalisasi pasar sebesar US$2,456 triliun, Bitcoin kini menjadi aset terbesar kelima di dunia, melampaui raksasa teknologi Google (NASDAQ: GOOGL).
SATOSHI NAKAMOTO IS NOW RICHER THAN BILL GATES
SATOSHI NET WORTH: $133.5B
BILL GATES NET WORTH: $118.7B pic.twitter.com/ysBQclDyCw — Arkham (@arkham) August 13, 2025
Kenaikan tajam harga Bitcoin didorong oleh sejumlah faktor penting:
-
Ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter Federal Reserve yang meningkatkan daya tarik aset berisiko.
-
Masuknya kembali dana institusional ke pasar kripto setelah periode stagnasi.
-
Optimisme pasar pasca penyelesaian kasus Ripple vs. Securities and Exchange Commission (SEC) yang dianggap sebagai kemenangan bagi industri kripto.
Baca Juga: Sentimen Pemangkasan Suku Bunga The Fed Mengerek Bitcoin Menembus Rekor Tertinggi
Kebijakan Trump Buka Akses Bitcoin untuk Dana Pensiun
Kontribusi signifikan juga datang dari kebijakan Presiden Donald Trump yang mendukung penyertaan aset alternatif seperti Bitcoin dalam program 401(k). Langkah ini membuka peluang bagi US$12 triliun dana pensiun di Amerika Serikat untuk berinvestasi di BTC, meningkatkan permintaan dari investor jangka panjang.
Dengan kebijakan yang ramah kripto dan sentimen positif di pasar, kapitalisasi total pasar aset digital kini mencapai US$4,18 triliun, melonjak 67% dari US$2,5 triliun pada November 2024, saat Trump memenangkan pemilu.