Reporter: Rika Theo |
KUALA LUMPUR. Malaysia akan menggelar pemilu pada 5 Mei 2013. Pemilu ini akan menjadi ujian tersulit bagi partai Barisan Nasional (BN) yang dipimpin oleh Perdana Menteri Najib Razak.
BN sudah memimpin selama 56 tahun di negara berperekonomian terbesar ketiga Asia Tenggara itu.
Sejauh ini, hasil survei menyatakan BN hanya menang tipis. Pada 2008 silam, BN dan koalisinya mengalami kekalahan pertama melawan partai oposisi di bawah Anwar Ibrahim.
Hari ini, Ketua Komisi Pemilu Abdul Aziz Mohd Yusof berkata kepada wartawan bahwa para kandidat akan dinominasikan pada 20 April.
Pekan lalu, Najib mengakhiri spekulasi yang sudah muncul berbulan-bulan ketika akhirnya ia mengumumkan pemilu. Ia pun membubarkan parlemen sebulan sebelum masa pemerintahan usai.
Kepada para wartawan hari ini, Najib berkata bahwa ia ingin membentuk pemerintah yang kuat dan layak.
"Najib haru menampilkan kinerja yang lebih bagus dari 2008. Jika hasilnya buruk, akan ada tantangan internal terhadap pemerintahannya. Bagi Anwar, ini adalah pertarungan lama. Jika ia tak berhasil kali ini, usianya tak lagi mendukung dan dia tak bisa jadi oposisi di pemilu mendatang," kata Oh Ei Sun, peneliti senior di S. Rajaratnam School of International Studies in neighbouring Singapore.
Ini adalah kesempatan terakhir bagi Anwar yang kini berusia 65 tahun. Ia memimpin partai oposisi yang di dalamnya termasuk aliansi dari konservatif Islam dan minoritas China. Aliansinya mengusung reformasi politik dan ekonomi Malaysia.
Ia juga berkomitmen menghilangkan preferensi aturan berdasarkan ras dan memangkas defisit anggaran jika ia menang.
Dengan pengumuman pemilu ini, ringgi menguat ke level tertinggi sejak 21 Januari. Selain itu, ada aliran dana yang masuk ke pasar obligasi sehingga ringgit menguat 0,4% ke 3,0245 per dollar AS hari ini. Sementara indeks saham Kuala Lumpur naik 0,2% pada jeda siang ini.