Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
"Selama Amerika Serikat berpegang teguh pada kebijakan bermusuhan patologis dan lazim terhadap Korea Utara, kami akan terus membangun kekuatan kami untuk menahan ancaman nuklir terus-menerus dari AS," demikian pernyataan dari Institut Perlucutan Senjata dan Perdamaian Kementerian Luar Negeri Korea Utara dalam laporan, yang dirilis oleh media pemerintah.
Sebenarnya, muncul harapan perang akan berakhir pada dua tahun lalu. Pada waktu itu, digelar pertemuan diplomasi antara pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan presiden Amerika Serikat, pesiden Korea Selatan, dan presiden China.
Baca Juga: Kian panas, Korea Selatan siapkan aksi militer atas upaya propaganda Korea Utara
Sayangnya, serangkaian pertemuan lanjutan dan pembicaraan tingkat kerja gagal menutup kesenjangan. Bahkan, Korea Utara terus mengambil langkah konfrontatif, dengan melanjutkan peluncuran rudal jarak pendek, meledakkan kantor penghubung antar-Korea dan memutuskan saluran komunikasi dengan Korea Selatan.
Pada hari Rabu, Korea Utara mengatakan telah memutuskan untuk menangguhkan rencana tindakan militer yang tidak ditentukan terhadap Korea Selatan, tetapi memperingatkan negara tersebut untuk berpikir dan berperilaku bijak.
Baca Juga: Trump disebut pernah ancam tarik pasukan AS jika Korea Selatan tak bayar US$ 5 miliar
Pada acara peringatan 70 tahun Perang Korea, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengatakan, meskipun militer Korea Selatan siap untuk menghadapi ancaman apa pun, Seoul tidak ingin memaksakan sistem politik atau ekonominya di Korea Utara.