Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Sembilan negara Arab merilis pernyataan bersama pada hari Kamis (26/10) yang berisi desakan kepada PBB untuk mewajibkan Israel dan Hamas melakukan gencatan senjata.
Kesembilan negara yang terlibat adalah Bahrain, Mesir, Yordania, Qatar, Kuwait, Maroko, Uni Emirat Arab, Oman, dan Arab Saudi. Pernyataan bersama yang disusun para menteri luar negeri itu langsung diajukan ke Dewan Keamanan PBB.
"Kami menyerukan kepada Dewan Keamanan PBB untuk mengikat para pihak untuk melakukan gencatan senjata segera dan jangka panjang," bunyi pernyataan bersama tersebut, dikutip TASS.
Para diplomat tertinggi itu menunjukkan fakta bahwa hak untuk membela diri yang dijamin oleh Piagam PBB tidak membenarkan pelanggaran terhadap hukum internasional.
Baca Juga: Sekjen PBB: Hanya Solusi Dua Negara yang Bisa Menjamin Perdamaian di Timur Tengah
Mereka juga mengingatkan bahwa kegagalan untuk mengkarakterisasi apa yang terjadi sebagai pelanggaran mencolok terhadap hukum humaniter sama saja dengan memberi lampu hijau pada praktik ini untuk terus berlanjut.
"Kami menolak serangan terhadap warga sipil, semua tindakan kekerasan dan terorisme terhadap warga sipil, serta penghancuran infrastruktur, dan mengutuk pemindahan paksa secara individu dan kolektif dan kebijakan hukuman kolektif yang dikejar Israel terhadap penduduk daerah kantong Palestina," kata sembilan negara Arab tersebut.
Para menteri luar negeri dari sembilan negara Arab juga menyatakan keprihatinan mendalam mengenai kemungkinan penyebaran konfrontasi ke wilayah lain di Timur Tengah dan menyerukan semua pihak untuk menahan diri.
Baca Juga: Rusia dan China Gunakan Hak Veto untuk Menolak Rancangan Resolusi AS Tentang Israel
Dalam pernyataannya, para menteri menilai perluasan konflik ini akan menimbulkan konsekuensi serius baik bagi masyarakat di kawasan tersebut maupun bagi keamanan dan stabilitas dunia.
Timur Tengah menjadi semakin panas sejak tanggal 7 Oktober 2023, hari di mana kelompok militan asal Palestina, Hamas, melancarkan serangan mendadak ke wilayah Israel dari Jalur Gaza.
Hamas menggambarkan serangannya sebagai tanggapan terhadap tindakan agresif otoritas Israel terhadap masjid Al-Aqsa di Temple Mount di Kota Tua Yerusalem.
Israel merespons cepat dengan mengumumkan blokade total terhadap Jalur Gaza dan mulai melancarkan serangan udara ke daerah kantong tersebut dan beberapa bagian di Lebanon dan Suriah.