Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Rusia dan China pada hari Rabu (25/10) memveto resolusi AS yang meminta Dewan Keamanan PBB mengambil tindakan terhadap konflik Israel-Hamas dengan menyerukan adanya gencatan senjata dalam pertempuran.
Sepuluh anggota Dewan Keamanan PBB mendukung rancangan resolusi AS, sementara Uni Emirat Arab memilih tidak dan Brasil serta Mozambik abstain.
Duta Besar Tiongkok untuk PBB, Zhang Jun, menganggap rancangan resolusi yang diajukan AS tidak membantu menyelesaikan masalah tersebut.
"Rancangan tersebut tidak mencerminkan seruan terkuat di dunia untuk melakukan gencatan senjata, mengakhiri pertempuran, dan tidak membantu menyelesaikan masalah tersebut," Zhan setelah pemungutan suara dilakukan, dikutip Reuters.
Baca Juga: Rusia dan China Terus Berbagi Pandangan Terkait Masalah di Timur Tengah
Sementara itu, Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, menuduh AS mengajukan rancangan resolusi yang mewakili otorisasi Dewan Keamanan atas serangan darat Israel di Gaza, sedangkan di saat yang sama ribuan anak-anak Palestina akan terus meninggal.
Menyarankan Dewan Keamanan untuk mengambil tindakan terhadap Israel adalah langkah yang sangat jarang diambil oleh AS. Washington secara tradisional melindungi sekutunya Israel di badan dunia tersebut.
Amerika Serikat mengajukan rancangan resolusi pada hari Sabtu. Mereka mengambil langkah tersebut hanya beberapa hari setelah memveto rancangan yang berfokus pada kemanusiaan dari Brasil, dengan alasan diperlukan lebih banyak waktu untuk diplomasi yang dipimpin AS.
Baca Juga: AS Gunakan Hak Veto untuk Menolak Gencatan Senjata dalam Konflik Israel-Hamas
Sebelum ini rancangan resolusi yang diajukan AS mengejutkan banyak diplomat karena menyatakan Israel mempunyai hak untuk membela diri dan menuntut Iran berhenti mengekspor senjata ke kelompok militan Palestina.
Rancangan itu juga dikritik karena tidak mencakup seruan jeda kemanusiaan untuk akses bantuan.
"Kami memang mendengarkan Anda semua. Meskipun pemungutan suara hari ini merupakan sebuah kemunduran, kita tidak boleh berkecil hati," kata Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, setelah menerima dua veto.