Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Lombardy, daerah berpenduduk padat di sekitar ibukota keuangan Milan, telah menjadi wilayah yang paling parah terkena dampaknya dengan mencatatkan 1.218 kematian. Dari jumlah tersebut, 252 tercatat dalam 24 jam terakhir.
Baca Juga: Pandemi virus corona menjadi penyebab pendapatan maskapai global anjlok
Italia memiliki populasi lansia terbanyak di Eropa, dengan hampir seperempatnya berusia 65 tahun ke atas. Kondisi ini menjadikannya rentan terhadap penyakit yang sebagian besar telah membunuh orang tua.
Kepala otoritas perlindungan sipil, Angelo Borelli, mengatakan bahwa Lombardy telah mampu memindahkan 40 pasien ke daerah lain dan mengatakan sejauh ini dia tidak mengetahui adanya kasus pasien yang meninggal karena kurangnya fasilitas perawatan intensif.
Tetapi sistem kesehatan di Lombardy dan di daerah lain seperti Emilia Romagna dan Veneto di episentrum wabah Italia mulai kewalahan.
Baca Juga: Terburuk setelah Italia, Spanyol lakukan lockdown sebagian akibat corona
“Jumlahnya terus bertambah. Kami tidak akan kekurangan tempat perawatan yang lebih intensif,” jelas Gubernur Lombardy Attilio Fontana mengatakan kepada televisi SkyTG24.
Sementara itu, Menteri Ekonomi Italia Roberto Gualtieri mengkonfirmasi paket dukungan ekonomi yang direncanakan pemerintah akan berjumlah total 25 miliar euro (US$ 27,94 miliar) dan mengatakan akan memastikan perusahaan dan pekerja dibantu melalui krisis.
Baca Juga: Tertekan 3,76% di minggu lalu, bagaimana nasib rupiah pekan depan?
Dia mengatakan paket itu akan menyediakan dana tambahan untuk sistem kesehatan serta campuran langkah-langkah untuk membantu perusahaan dan rumah tangga termasuk pembekuan pajak dan pembayaran pinjaman dan meningkatkan tunjangan pengangguran untuk memastikan tidak ada pekerjaan yang hilang.