kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada kasus vaksin AstraZeneca, WHO imbau negara-negara untuk tidak hentikan vaksinasi


Senin, 15 Maret 2021 / 22:46 WIB
Ada kasus vaksin AstraZeneca, WHO imbau negara-negara untuk tidak hentikan vaksinasi
ILUSTRASI. Botol dengan stiker bertuliskan COVID-19/ vaksin virus corona dan jarum suntik medis terlihat di depan logo AstraZeneca yang ditampilkan dalam foto ilustrasi yang diambil pada 31 Oktober 2020. REUTERS/Dado Ruvic


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

Thailand menjadi negara pertama di luar Eropa yang menunda peluncuran vaksin AstraZeneca pada Jumat (12 Maret), ketika para pemimpin politiknya dijadwalkan untuk mendapat suntikan pertama.

Tetapi, Pemerintah Thailand mengatakan pada Senin, mereka akan mulai menggunakan vaksin AstraZeneca pada Selasa (16 Maret).

Namun, Indonesia menyatakan, akan menunda pemberian vaksin AstraZeneca karena laporan pembekuan darah di antara beberapa penerima di Eropa dan akan menunggu tinjauan dari WHO.

WHO telah mengatakan, tidak ada indikasi kejadian tersebut disebabkan oleh vaksinasi. Pandangan yang sama juga diungkapkan oleh European Medicines Agency (EMA) yang menyebutkan, jumlah pembekuan darah yang dilaporkan tidak lebih tinggi dari yang terlihat pada populasi umum.

Beberapa efek samping yang dilaporkan di Eropa telah mengganggu program vaksinasi yang sudah berada di bawah tekanan karena peluncuran yang lambat dan skeptisisme vaksin di beberapa negara.

Baca Juga: Ikuti Irlandia, Belanda juga tangguhkan penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca

Belanda mengungkapkan pada Senin, mereka mencatat 10 kasus kemungkinan efek samping yang merugikan dari vaksin AstraZeneca, beberapa jam setelah pemerintah menunda program vaksinasi menyusul laporan potensi efek samping di negara lain.

Denmark melaporkan gejala "sangat tidak biasa" pada warganya berusia 60 tahun yang meninggal karena pembekuan darah setelah menerima vaksin AstraZeneca.

Frasa yang sama digunakan pada Sabtu (13 Maret) oleh Norwegia yang mengatakan, sekitar tiga orang di bawah usia 50 tahun sedang dirawat di rumahsakit.

"Itu adalah perjalanan penyakit yang tidak biasa di sekitar kematian yang membuat Badan Pengawas Obat Denmark bereaksi," kata Badan Pengawas Obat Denmark dalam sebuah pernyataan pada Minggu (14 Maret) malam, seperti dilansir Reuters.

AstraZeneca Plc mengatakan sebelumnya, telah melakukan peninjauan terhadap lebih dari 17 juta orang yang divaksinasi di Uni Eropa dan Inggris, yang tidak menunjukkan bukti peningkatan risiko penggumpalan darah.

Selanjutnya: Makin banyak negara yang tangguhkan vaksin Covid-19, AstraZeneca angkat bicara




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×