kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada Ketidakpastian Global, Malaysia Igatkan Volatilitas Pasar CPO Berlanjut di 2023


Senin, 14 November 2022 / 13:48 WIB
Ada Ketidakpastian Global, Malaysia Igatkan Volatilitas Pasar CPO Berlanjut di 2023
ILUSTRASI. Dewan Minyak Sawit Malaysia memperingatkan tahun 2023 merupakan tahun yang sulit bagi pasar minyak nabati. REUTERS/Lim Huey Teng


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Dewan Minyak Sawit Malaysia memperingatkan tahun 2023 merupakan tahun yang sulit bagi pasar minyak nabati, dengan berlanjutnya ketidakpastian global baik yang dipicu oleh geopolitik, ekonomi dan cuaca.

Mengutip Reuters, Senin (14/11), pasar minyak nabati bergulat dengan volatilitas yang dipicu oleh kekhawatiran resesi, invasi Rusia ke Ukraina dan pembatasan ekspor pemerintah untuk melindungi pasokan dalam negeri.

Harga patokan minyak sawit mentah Malaysia mencapai rekor tertinggi 7.268 ringgit (US$ 1.586,21) per ton pada bulan Maret, tetapi harga telah anjlok sekitar 40% sejak itu.

"Situasi kelapa sawit diperkirakan akan tetap tidak pasti pada tahun 2023," kata Direktur Jenderal Dewan Minyak Sawit Malaysia Ahmad Parveez Ghulam Kadir dalam presentasi di seminar online.

Baca Juga: Ekspor CPO Mengalap Berkah dari Janji China

Ia menambahkan, keseimbangan penawaran dan permintaan akan terpengaruh oleh pergeseran pola cuaca, situasi tenaga kerja, volatilitas mata uang dan ketidakstabilan kebijakan dan geopolitik.

"Ini tidak akan semudah beberapa tahun terakhir, ketika para peserta mampu mengantisipasi pasar," katanya.

Ahmad Parveez bilang, dalam waktu dekat, gangguan pasokan minyak sawit karena badai tropis di produsen utama Indonesia dan Malaysia diperkirakan akan berlanjut hingga kuartal pertama 2023, menjaga harga tetap kuat.

Musim hujan meningkat di Malaysia dan telah memicu banjir di seluruh negeri, produsen minyak sawit terbesar kedua di dunia, selama seminggu terakhir.

Badan negara Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOC) mengatakan kekhawatiran pasokan terkait banjir dikombinasikan dengan ringgit yang lebih lemah akan menjaga harga minyak nabati antara 4.000 ringgit dan 4.400 ringgit per ton hingga akhir Desember.

Harga akan menjadi 3.900 ringgit per ton hingga 4.300 ringgit per ton hingga Maret 2023, dan turun lebih jauh menjadi 3.800 ringgit hingga 4.200 ringgit per ton pada kuartal kedua, kata Kepala Eksekutif MPOC Wan Aishah Wan Hamid.

Baca Juga: Tahun Depan, Indonesia Tambah Kuota Ekspor CPO Sebanyak 1 Juta Ton ke Tiongkok

Kontrak berjangka diperdagangkan pada 4.172 ringgit (US$ 910,52) pada tengah hari Senin.

MPOC memperkirakan produksi minyak sawit mentah Malaysia tahun 2022 akan menyusut untuk tahun ketiga menjadi 18,08 juta ton, dibandingkan dengan 18,1 juta ton tahun lalu. 

Diperkirakan produksi Indonesia meningkat menjadi 46,6 juta ton dari 44,7 juta ton pada tahun 2021.

($1 = 4,5820 ringgit)




TERBARU

[X]
×