kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.919.000   13.000   0,68%
  • USD/IDR 16.249   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.047   42,07   0,60%
  • KOMPAS100 1.029   8,11   0,79%
  • LQ45 786   6,95   0,89%
  • ISSI 231   0,98   0,43%
  • IDX30 406   4,77   1,19%
  • IDXHIDIV20 470   5,25   1,13%
  • IDX80 116   1,04   0,90%
  • IDXV30 117   1,12   0,96%
  • IDXQ30 131   1,74   1,35%

Tensi Dagang Memanas! Trump Umumkan Tarif Impor 30% dari Meksiko dan Uni Eropa


Minggu, 13 Juli 2025 / 06:25 WIB
Tensi Dagang Memanas! Trump Umumkan Tarif Impor 30% dari Meksiko dan Uni Eropa
ILUSTRASI. Donald Trump pada Sabtu mengumumkan rencana untuk memberlakukan tarif 30% terhadap impor dari Meksiko dan Uni Eropa mulai 1 Agustus 2025. REUTERS/Kent Nishimura 


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Sabtu waktu setempat mengumumkan rencana untuk memberlakukan tarif 30% terhadap impor dari Meksiko dan Uni Eropa mulai 1 Agustus 2025. Keputusan ini diambil setelah serangkaian negosiasi dengan kedua mitra dagang utama AS gagal menghasilkan kesepakatan dagang komprehensif.

Pengumuman tarif tersebut disampaikan melalui surat terbuka yang diposting Trump di platform media sosial Truth Social, ditujukan kepada Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum.

UE dan Meksiko Kecam Kebijakan Tarif, Namun Siap Terus Berunding

Uni Eropa dan Meksiko dengan cepat merespons kebijakan ini dengan menyebutnya “tidak adil dan mengganggu stabilitas ekonomi”, namun tetap menyatakan komitmen untuk terus bernegosiasi sebelum tenggat waktu diberlakukan.

"Kami yakin kesepakatan bisa dicapai. Dalam situasi seperti ini, yang penting adalah tetap berkepala dingin," kata Presiden Claudia Sheinbaum dalam sebuah acara di negara bagian Sonora.

Sheinbaum menegaskan bahwa Meksiko terbuka untuk kerja sama, tetapi tetap teguh bahwa kedaulatan nasional tidak bisa dinegosiasikan.

Baca Juga: Rio Tinto Berencana Tingkatkan Investasi Tembaga di AS Usai Kebijakan Tarif Trump

Von der Leyen sendiri menyatakan bahwa tarif 30% dari AS akan mengganggu rantai pasok transatlantik, merugikan dunia usaha dan konsumen di kedua belah pihak. Ia memperingatkan bahwa UE siap mengambil langkah balasan yang sepadan jika diperlukan.

Trump Kirim Surat ke 23 Negara, Termasuk Kanada dan Jepang

Selain ke Meksiko dan UE, Trump juga mengirimkan surat serupa ke 23 negara mitra dagang lainnya, termasuk Kanada, Jepang, dan Brasil. Tarif yang diajukan bervariasi antara 20% hingga 50%, dengan tarif khusus sebesar 50% untuk impor tembaga.

Presiden AS menegaskan bahwa tarif 30% ini bersifat terpisah dari tarif sektor tertentu yang sudah lebih dulu diberlakukan, seperti tarif 50% untuk baja dan aluminium serta 25% untuk impor otomotif.

Langkah ini menandai kembalinya Trump pada kebijakan dagang agresif yang sempat ia terapkan pada masa jabatan sebelumnya. Ia juga menyebut bahwa waktu 90 hari sejak ancaman tarif diumumkan pada April lalu digunakan untuk menjajaki kesepakatan dagang, meskipun sejauh ini baru ada kerangka kerja dengan Inggris, China, dan Vietnam.

Sengketa Dagang Terkait Fentanyl dan Ketimpangan Tarif

Tarif untuk Meksiko disebut lebih rendah dibanding tarif untuk Kanada (35%), meskipun kedua surat tersebut menyinggung isu aliran fentanyl. Pemerintah AS menyebut Meksiko belum cukup membantu menghentikan penyelundupan narkotika lintas perbatasan.

"Meksiko sudah membantu mengamankan perbatasan, tapi itu belum cukup... Kartel masih mencoba menjadikan seluruh Amerika Utara sebagai taman bermain narkotika," tulis Trump dalam suratnya.

Padahal, data menunjukkan bahwa sebagian besar fentanyl masuk ke AS melalui perbatasan dengan Meksiko, sementara hanya 0,2% berasal dari perbatasan Kanada.

Ketegangan Memanas di Eropa dan Asia

Uni Eropa sebelumnya berharap mencapai kesepakatan dagang penuh dengan AS, namun kini mulai menurunkan ambisinya demi mendapatkan kerangka kerja yang fleksibel, seperti yang disepakati Inggris. Di internal UE, Jerman mendorong percepatan kesepakatan demi menyelamatkan industri, sementara Prancis menentang kesepakatan sepihak yang merugikan Eropa.

Kepala Komite Perdagangan Parlemen Eropa, Bernd Lange, menyerukan penerapan sanksi balasan paling lambat hari Senin, menyebut langkah Trump sebagai “tamparan keras bagi jalannya negosiasi.”

Baca Juga: Trump Bersiap Lakukan PHK Besar-besaran di Berbagai Lembaga Federal AS

Sementara itu, Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba menyatakan negaranya mulai mengurangi ketergantungan ekonomi pada AS. Kanada dan sejumlah negara Eropa juga mulai mempertimbangkan membeli sistem senjata non-AS karena memburuknya hubungan keamanan akibat perang tarif.

Pendapatan Negara AS dari Tarif Naik Taja

Tarif-tarif baru yang diperkenalkan Trump sejak kembali ke Gedung Putih kini menghasilkan puluhan miliar dolar pendapatan bulanan bagi pemerintah AS. Departemen Keuangan AS mencatat bahwa pendapatan dari bea masuk menembus US$100 miliar dalam tahun fiskal hingga Juni.

Namun, kebijakan ini juga memperburuk hubungan diplomatik dengan sekutu dekat dan menciptakan ketidakpastian ekonomi global.

Selanjutnya: Phillip Tjipto Tambah Saham Impack Pratama Industri (IMPC), Ini Detilnya

Menarik Dibaca: Resep Sosis Solo Enak dan Gurih, Cocok untuk Camilan Spesial atau Sajian Acara




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×