kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada risiko gagal bayar pinjaman, investor Evergrande mulai khawatir


Rabu, 01 September 2021 / 21:30 WIB
Ada risiko gagal bayar pinjaman, investor Evergrande mulai khawatir


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Evergrande Group memperingatkan adanya risiko gagal bayar jika tidak memperoleh pendanaan baru. Hal ini turut memunculkan kekhawatiran di antara pemegang saham dan investor obligasi dunia. 

"Grup ini memiliki risiko gagal bayar pinjaman dan kasus litigasi di luar kegiatan bisnis normalnya. Pemegang saham dan calon investor disarankan untuk berhati-hati saat bertransaksi di sekuritas grup," kata perusahaan yang berbasis di Shenzhen, China, dikutip dari Bloomberg, Rabu (1/9). 

Untuk mencari dana baru, perusahaan tengah menjajaki penjualan kendaraan listrik dan unit layanan properti yang terdaftar, serta aset lainnya, dan berusaha mendatangkan investor baru serta memperbarui pinjaman. 

Namun untuk memulihkan likuiditas perusahaan tidak mudah. Adanya potongan harga untuk segera membongkar apartemen berpotensi memangkas margin. Bahkan, laba bersih perusahaan turun 29% menjadi 10,5 miliar yuan setara US$1,6 miliar pada paruh pertama tahun ini.

Baca Juga: Kombinasi serangan rudal dan elektronik, China bisa lumpuhkan pertahanan Taiwan

Hal ini menjadi tantangan bagi pendiri Evergrande, Hui Ka Yan untuk mengurangi utang grup sekaligus mempertahankan profitabilitas. Obligasi Evergrande merosot ke posisi terendah baru karena kepercayaan investor terhadap kemampuannya untuk membayar utang terus terkikis. 

Sementara pinjaman turun, total kewajiban yang mencakup tagihan kepada pemasok naik tipis menjadi 1,97 triliun yuan, mendekati rekor tertinggi. “Margin kotor Evergrande dapat menekan lebih lanjut pada potensi penjualan propertinya,” kata analis Bloomberg Intelligence, Lisa Zhou. 

Selain itu, profitabilitas perusahaan juga masuk dalam posisi terendah di antara pengembang besar karena mereka terlalu agresif melakukan promosi dan pemotongan harga.

Mengantisipasi risiko lebih besar, sejumlah investor menjual saham Evergrande Group. 

Chan Hoi-wan, chief executive officer dari Chinese Estates Holdings Ltd. dan istri miliarder Hong Kong Joseph Lau, melakukan penjualan saham Evergrande pertamanya, memotong kepemilikannya menjadi 8,96% dari 9,01%. 

Baca Juga: Ada pemikiran Presiden Xi Jinping dalam kurikulum baru sekolah China

Bloomberg mencatat, uang kertas Evergrande 8,75% yang jatuh tempo pada 2025 turun 1,5 sen terhadap dolar menjadi 34,7 sen. Sahamnya sebelumnya ditutup 0,7% lebih rendah di perdagangan Hong Kong, menjadikan penurunan tahun ini menjadi 71%.

Eksekutif perusahaan menahan diri untuk tidak memberikan respon terhadap penjualan saham oleh investor dan proyeksi analisis terhadap kesehatan keuangan perusahaan. 

Masalah ini turut menyeret perbankan, pemasok properti dan pembeli rumah sehingga berpotensi mengguncang ekonomi China. Regulator kemudian mendesak Evergrande segera menyelesaikan utangnya. 

Selanjutnya: China bakal tindak keras barang tiruan di e-commerce




TERBARU

[X]
×